*Tapi harus Dicarikan Solusi
Oleh: Kundori
Warga Mandor meminta kepada aparat terkait untuk memberantas aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang saat ini masih ada ditemui di kawasan Kecamatan Mandor. Karena setelah puluhan tahun silam Mandor marak PETI, saat ini masyarakat hanya kebagian dampak pencemarannya saja.
“Warga sangat mendukung kalau PETI ditertibkan, karena sangat merugikan bagi masyarakat yang bekerja banyak warga dari luar bukan penduduk asli kalau dia sudah untung nanti dia pergi dari Mandor, tidak ada pembangunan akibat peti pasar Mandor masih tetap bangunan tua, kita tinggal melihat pasir dan lobang bekasnya,” ujar Ajas warga Mandor saat acara penyuluhan dari Tim Penyuluhan Polda Kalbar, di Mapolsek Mandor, Sabtu (23/5).
Senada diutarakan, Saipul tokoh masyarakat Mandor, penambang emas sudah bosan mendengarkan penyuluhan tapi tidak ada kepastian dari pemerintah. Pada dasarnya masyarakat sangat mendukung kalau PETI ditertibkan. Namun sebelum ditertibkan agar dicari solusi untuk masyarakat untuk mengalihkan pekerjaan.
“Apakah di bidang perkebunan atau pertanian tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan dari pemerintah. Kalau diberi izin masyarakat penambang siap untuk membuat ijin dan beri batas untuk wilayah penambang Rakyat (WPR), sehingga tidak merambah ke wilayah cagar alam,” ungkap Saipul.
Sementara Kepala Desa Mandor Drs.H.Effendi berharap agar ada kebijakan dari pemerintah, pemerintah tidak dirugikan dan penambang tidak merasa resah bekerja. Untuk itu agar mencari solusi bagaimana kalau penambang di beri WPR. “Karena sejak tahun 1999, kita masih bergabung dengan kabupaten Pontianak masyarakat pernah mengusulkan WPR dan lokasinya juga pernah di ukur, tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan dari pemerintah,” harap Effendi.
Sementara itu, salah satu tim penyuluh dari Polda Kalbar AKP Mikael Wahyudi SH menjelaskan, tentang sangat berbahayanya akibat PETI dan pencemaran Merkuri, kalau dulu sungai Mandor terkenal bersih untuk masyarakat mandi tapi sekarang bebek pun mungkin tak mau mandi karena airnya sudah bercampur lumpur. “Kami berharap masyarakat penambang emas dapat menyadari akibatnya, karena ini hanya kepentingan sesaat saja tapi akibatnya nanti anak cucu kita yang sengsara,” tegas dia.
Minggu, 24 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar