Selasa, 14 April 2009

Peninggalan Sejarah Jadi Obyek Wisata Landak

Landak, Equator
Landak salah satu kabupaten pemekaran Kabupaten Pontianak sekitar 8 tahun silam bukan hanya memiliki obyek wisata event budaya saja tapi juga memiliki obyek wisata sejarah yang dijadikan potensi andalan untuk menghadapi Kalbar Visit Years 2010 nanti. Adapun lokasi wisata sejarah di Negeri Intan ini yakni Makam Juang Mandor, Rumah Betang Saham, Keraton dan Makam Raja Landak ditambah potensi wisata alam yaitu air terjun Riam Melanggar dan Gunung Sehaq.
Makam juang Mandor terletak 88 kilometer dari kota Pontianak, atau 75 kilometer dari kota Ngabang dan dapat dicapai dengan kendaraan roda dua dan empat. Di lingkungan makam yang berada di 10 lokasi ini juga terdapat cagar alam. Makam juang Mandor merupakan akibat terjadinya peristiwa pembunuhan massal pada 28 Juni 1944 oleh penjajahan Jepang. Menurut catatan sejarah sebanyak 21.037 korban pembunuhan tersebut dimakamkan di 10 makam ini. Rumah Betang Saham, terletak 52 Km dari ibu kota Kabupaten Landak terletak di Desa Saham, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak. Betang tersebut merupakan tempat tinggal masyarakat Dayak Kanayant. Betang Saham berdiri sejak 1875. Bangunan ini terdiri dari 35 pintu atau blok. Setiap pintu atau blok dihuni oleh 1 kepala keluarga dan panjangnya 180 meter.
Kompleks Istana Kerajaan Landak yang terletak di Kota Ngabang, Kabupaten memiliki tiga elemen utama, yakni Istana Ismahayana Landak, masjid Djami‘ Keraton Landak, serta makam para sultan Kerajaan Landak dan kerabatnya. Dirasa tak lengkap, bila wisatawan tidak mampir berziarah ke makam raja-raja Landak ketika berkunjung ke kompleks Keraton Landak. Makam para sultan dan para kerabatnya terletak di sebelah barat Masjid Djami‘ Keraton Landak.
Latar sejarah Kerajaan Landak yang pernah berpindah tempat sebanyak tiga kali, membuat lokasi makam ketiga puluh delapan raja kesultanan ini berbeda-beda. Selain di Kota Ngabang, di Ayu Mungguk juga terdapat makam Sultan Raden Abdulkahar atau Raden Ismahayana (1472—1542 M). Makam raja Landak yang pertama kali menganut ajaran Islam tersebut berada di atas bukit dan terletak sekitar 7 km dari Kota Ngabang. Saat ini, makam Raden Ismahayana masih terawat dengan baik, meski diperkirakan telah berusia lebih dari 400 tahun. Sementara itu, makam raja lainnya terletak di daerah Bandong, sebuah kota berjarak kurang lebih 24 km dari Kota Ngabang.
Air terjun Menanggar, terletak 220 dari ibu kota kabupaten, air terjun tersebut dengan tujuh tingkat ini terletak di kecamatan Air Besar. Ketinggian tiap tingkatnya kurang lebih 70 meter. Lokasi dapat dicapai dengan angkutan darat sampai ke Serimbu dan dilanjutkan dengan mengarungi riam air deras dan berjalan kaki.
Gunung Sehaq salah satu panorama alam yang menjadi potensi Kabupaten Landak untuk dijadikan pasar tradional masyarakat. Terletak 48 Km dari ibu kota kabupaten tepatnya di Kecamatan Sengah Temila. Gunung sehaq yang dulunya dikenal dengan angker bagi pengendara yang melintas daerah tersebut. Sekarang sudah menjadi lokasi persinggahan atau peristirahan pengendara baik dari warga Kabupaten Landak, luar Landak dan luar negeri yakni Malaysia. Di areal gun ung sehaq terdapat sejumlah pasar tradional mulai dari hasil kerajinan, pertanian seperti buahan-buahan dan lainnya. Demikian sekilas kabar wisata sejarah dan alam yang dimiliki Kabupaten Landak.

Tidak ada komentar: