Penganiyaan TKI asal Mandor
Ngabang, Equator
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Boni alias Bobon, 25, pria asal Desa Bait Sekilap Kecamatan Mandor Kabupaten Landak korban penganiayaan oleh warga Malaysia. Kini dipulangkan di kampung halamannya dengan selamat. Ternyata penganiayaan tidak hanya terjadi pada Boni saja, teman Boni bernama Anen satu kerja dengan nya juga mendapat perlakuan yang sama oleh 10 orang Samseng (preman-red) sampai babak belur. Setelah kejadian tersebut diketahui pihak keluarga di Kalbar dan langsung melaporkan ke Polres Landak.
Polres Landak langsung menghubungi Kepolisian Indonesia yang bertugas di Malaysia atau LO untuk membantu kasus tersebut. Kumudian Waka Polres Landak Kompol Abas Basuni langsung menjemput Boni dan rekannya dari Malaysia untuk dibawa pulang ke kalbar.
Kapolres Landak AKBP Drs Tony Ep Sinambela Msi melalui Kasat Rekrim AKP Hujra Soumena, S.IK mengatakan, kronologis kejadian tersebut Boni bersama rekan kerjanya Anen sudah tidak kerasan bekerja disana karena tempatnya bekerja di Park City sebuah kedai bernama New Found Bintulu Serawak Malaysia pemiliknya bernama Wong Pak Kong karena pekerjaan nya terlalu berat. Mereka bekerja mulai dari pukul 07.00 sampai 22.00 malam dan gaji yang mereka terima tidak sesuai dengan apa yang dikerjakannya.
Kemudian Rabu (22/4) mereka berdua beniat untuk melarikan diri akan tetapi perbuatan tersebut diketahui oleh majikannya. Agar mereka tidak kabur majikan memerintahkan kepada 10 orang samseng untuk menangkap Boni dan Anen. 10 orang samseng tersebut mendatangi indekost Boni dan Anan yang terletak di Yanmin Prk No 18 Bintulu Serawak Malaysia dan langsung membawa Boni dan Temannya itu ketempat majikannya. Sesampainya disana Boni dan temannya di masukan kedalam gudang, sekitar pukul 02.00 boni bersama temannya dihajar samseng atas perintah majikannya. “Boni dan rekannya dihajar dengan mengunakan kayu bulat dan kipas angin, hingga babak belur,” kata Hujrasoumena saat ditemui diruang kerjanya kemarin.
Adapun yang menghajar Boni dan rekannya sebanyak 4 orang sedangkan yang lain, 6 orang samseng menunggu diluar gudang. Setelah dipukul Boni dan rekannya itu dibiarkan didalam gudang dalam keadaan tidak berdaya. Saat mereka sadar boni langsung menelpon keluarganya di Mandor memberitahukan kejadian tersebut. Pihak keluarga saat mendengar kejadian itu langsung melapor ke Polres Landak. “Kita langsung meminta bantuan ke LO Kepolisian Indonesia yang bertuagas disana kemudian waka Polres langsung menjemput Boni dan rekannya lalu dibawa pulang,” kata Hujra seraya menbambahkan, kasus tersebut masih dalam proses dan akan diserahkan ke Polda guna diproses lebih lanjut karena kasus tersebut merupakan kasus yang berkaitan dengan Negara lain. (rie)
Selasa, 28 April 2009
Minggu, 26 April 2009
Bersyukur dan Berikan Apresiasi kepada Pemerintah
*Sertifikat Gratis untuk Petani (4)
PETANI di Kabupaten Landak selama ini memang didorong oleh pemerintah untuk terus giat meningkatkan hasil pertanian khususnya di bidang pangan. Apalagi Landak untuk hasil pertanian jenis padi pada tahun 2008 lalu berhasil peringkat kedua se-Kalbar. Sedangkan tahun 2009 ini memang sempat turun peringkat menjadi tiga. Tapi masyarakat terus semangat bekerja.
Apalagi tahun ini juga petani di Landak berhasil mendapatkan sertifikat tanah secara gratis yang langsung diberikan Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) RI, Joyo Wonoto pekan lalu bersama petani yang ada di Kalbar lainnya. Untuk Landak sendiri terdapat dua desa, yakni Ngarak dan Kayu Tanam. Lalu apa tanggapan petani yang sudah menerima sertifikat? Pastinya mereka merasa bersyukur kepada pemerintah, baik mulai dari pusat, provinsi dan kabupaten Landak.
“Kita berharap petani untuk lebih giat lagi bertani. Sertifikat gratis dalam arti luas, memang membuat sertifikat tidak di kenakan biaya, hanya di kenakan biaya administrasi Rp 75.000, dan itu sudah di sepakati oleh kelompok,” ujar kata Asensius seorang petani dari Desa Ngarak Kecamatan Mandor.
Senada dikatakan Asimen petani dusun Pak Daceng desa Ngarak, untuk petani yang menerima sertifikat tanah sebelumnya lahan tersebut sudah di ukur dan sudah mendapat ketentuan yaitu lahan yang sering di garap, paling tidak setahun dua kali, yang lahannya tidak di olah tidak mendapat dan juga petani harus tergabung dalam kelompok tani.
“Kami bersyukur sudah mempunyai sertipikat tanah dan kami juga masih berharap kepada pemerintah kabupaten Landak nanti akan memberi bantuan seperti mesin hand traktor karena selama ini petani kami masih menggunakan alat manual, tidak seperti petani yang kita lihat dekat jalan raya sudah menggunakan alat modern,” tutur Asimen.
Hermanto penerima sertifikat lainnya dari Desa Ngarak juga memberikan apresiasi kepada BPN dan Pemkab Landak. Kendati pihaknya menggarap lahan bertahun-tahun tapi belum memiliki sertifikat. Maka dengan adanya program dari pemerintah khususnya BPN pihaknya merasa terbantu. “Inilah yang kita tunggu-tunggu dari dulu,”ujarnya.
Sementara Kades Ngarak Supardi.B menambahkan, pembuatan sertipikat tanah tersebut memeng gratis tampa pungutan biaya tapi untuk melengkapi persyaratan pengajuan sertipikat tanah tersebut di perlukan pembuatan surat pernyataan tanah (SPT), materai, biaya poto copy, itulah penggunaan uang Rp 75.000, keputusan ini hasil kesepakatan musyawarah desa dengan Badan Permusyawaratan desa (BPD). “Jadi jika ada pernyataan dari beberapa orang masyarakat yang mengatakan masih di pungut biaya itu tidak benar,” bantah Supardi. (rie/habis)
PETANI di Kabupaten Landak selama ini memang didorong oleh pemerintah untuk terus giat meningkatkan hasil pertanian khususnya di bidang pangan. Apalagi Landak untuk hasil pertanian jenis padi pada tahun 2008 lalu berhasil peringkat kedua se-Kalbar. Sedangkan tahun 2009 ini memang sempat turun peringkat menjadi tiga. Tapi masyarakat terus semangat bekerja.
Apalagi tahun ini juga petani di Landak berhasil mendapatkan sertifikat tanah secara gratis yang langsung diberikan Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) RI, Joyo Wonoto pekan lalu bersama petani yang ada di Kalbar lainnya. Untuk Landak sendiri terdapat dua desa, yakni Ngarak dan Kayu Tanam. Lalu apa tanggapan petani yang sudah menerima sertifikat? Pastinya mereka merasa bersyukur kepada pemerintah, baik mulai dari pusat, provinsi dan kabupaten Landak.
“Kita berharap petani untuk lebih giat lagi bertani. Sertifikat gratis dalam arti luas, memang membuat sertifikat tidak di kenakan biaya, hanya di kenakan biaya administrasi Rp 75.000, dan itu sudah di sepakati oleh kelompok,” ujar kata Asensius seorang petani dari Desa Ngarak Kecamatan Mandor.
Senada dikatakan Asimen petani dusun Pak Daceng desa Ngarak, untuk petani yang menerima sertifikat tanah sebelumnya lahan tersebut sudah di ukur dan sudah mendapat ketentuan yaitu lahan yang sering di garap, paling tidak setahun dua kali, yang lahannya tidak di olah tidak mendapat dan juga petani harus tergabung dalam kelompok tani.
“Kami bersyukur sudah mempunyai sertipikat tanah dan kami juga masih berharap kepada pemerintah kabupaten Landak nanti akan memberi bantuan seperti mesin hand traktor karena selama ini petani kami masih menggunakan alat manual, tidak seperti petani yang kita lihat dekat jalan raya sudah menggunakan alat modern,” tutur Asimen.
Hermanto penerima sertifikat lainnya dari Desa Ngarak juga memberikan apresiasi kepada BPN dan Pemkab Landak. Kendati pihaknya menggarap lahan bertahun-tahun tapi belum memiliki sertifikat. Maka dengan adanya program dari pemerintah khususnya BPN pihaknya merasa terbantu. “Inilah yang kita tunggu-tunggu dari dulu,”ujarnya.
Sementara Kades Ngarak Supardi.B menambahkan, pembuatan sertipikat tanah tersebut memeng gratis tampa pungutan biaya tapi untuk melengkapi persyaratan pengajuan sertipikat tanah tersebut di perlukan pembuatan surat pernyataan tanah (SPT), materai, biaya poto copy, itulah penggunaan uang Rp 75.000, keputusan ini hasil kesepakatan musyawarah desa dengan Badan Permusyawaratan desa (BPD). “Jadi jika ada pernyataan dari beberapa orang masyarakat yang mengatakan masih di pungut biaya itu tidak benar,” bantah Supardi. (rie/habis)
Sabtu, 25 April 2009
Gubernur Minta Tanah Bersertifikat Jangan Dijual
*Sertifikat Gratis untuk Petani (3)
MASYARAKAT petani yang tanahnya sudah disertifikatkan secara gratis oleh pemerintah harus benar-benar di jaga. Khususnya lahan pertanian pangan yang sangat penting untuk dikembangkan apalagi menghadapi krisis keuangan global. Masyarakat harus benar-benar memanfaatkan lahan yang masih kosong untuk digarap dan ditanami. Pemerintah sendiri sudah mendukung sepenuhnya mulai dari sarana dan prasarana pertanian bahkan tanah juga sudah disertifikatkan secara gratis. Kendati sebelum semua petani mendapatkannya, tapi pemerintah daerah daerah seperti yang diungkapkan Bupati Landak DR Drs Adrianus Asia Sidot Msi akan dianggarkan setiap tahun dalam APBD. Artinya tanah pertanian akan di sertifikatkan secara bertahap dan pastinya ada syarat-syarat yang sudah disepakati bersama.
Gubernur Kalbar Drs Cornelis MH mengaku saat usai rapat dengan Presiden SBY dalam rangka menghadapi krisis keungan dunia, ia sudah mengintruksikan kepada para bupati dan walikota yang memiliki tanah pertanian khususnya tanaman pangan, jika memang masih ada lahan yang belum dibuka, agar dibuka untuk dibagikan kepada rakyat sehingga mereka senang. “Tapi rakyat juha jangan selalu menengadahkan tangan, tapi juga menelungkupkan tangan. Ini sudah dapat sertifikat gratis jangan lupa bayar pajak,” ungkap Cornelis saat acara penyerahan sertifikat tanah secara massal di Bukit Soeharto Mandor Kabupaten Landak, belum lama ini.
Mantan Bupati Landak ini menegaskan kepada para petani yang sudah diberikan sertifikat secara gratis agar benar-benar dijaga. Jangan malah lahan pertaniannya yang sudah bersertifikat di jual dengan petani yang berdasi. “Tolong jangan dilakukan, jika masyarakat tanah sudah bersertifikat lalu dijual, berarti percuma Kepala BPN RI datang di Kalbar khususnya di Kabupaten Landak yang langsung berhadapan dengan petani,” tegas Cornelis.
Sementara itu, Kepala BPN RI Joyo Winoto PhD juga mengatakan, tanah menjadi penting untuk dijaga, di kelola tapi juga negara berkepentingan betul untuk memastikan bahwa tanaha masyakat yang dikuasai itu terdaftar, terjaga dan aman dari sengketa serta aman dari berebutan dari siapapun juga. Nah itu artinya sertifikat. “Tapi jangan malah dijual untuk keperluan lain, tapi saya yakin di Landak tidak ada,” ujar Joyo.
Joyo juga sekilas mengambarkan pertanahan di Indonesia secara umum, di seluruh Indonesia hanya sebagian warga kecil yang mengusai tanah, bahkan ada yang sama sekali yang ada mengkuasi tanah. “Kita juga mengadapi sekali sengketa pertanahan yang justru melibatkan warga kurang lebih 2 juta masyarakat yang terkait sengketa pertanahan,” ujarnya.
Untuk itu, semua pihak berkepentingan untuk memastikan tanah di Indonesia ini terdaftar, bersertifikat secara baik. Sekarang ini baru 45 persen tanah yang ada yang sudah bersertifikat dan selebihnya belum sehingga menjadi perjungan panjang. “Kita bisa membutuhkan waktu 100 tahun, tapi kita bergerak bersama-sama maka untuk menyelasaikan bisa 8 tahun dan pastinya butuh kerja keras antara BPN RI dan pemerintah daerah yang ada,” tandas Joyo. (rie/bersambung)
Jumat, 24 April 2009
Pemerintah Akan Terus Anggarkan di APBD
*Sertifikat Gratis untuk Petani (2)
KESERIUSAN Pemerintah untuk membantu masyarakat petani terus digenjot. Apalagi sejak dilanda krisis keuangan global, salah satu solusi adalah memanfaatkan lahan kosong untuk diolah menjadi sumber pendapatan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Nah, mulai tahun 2009 ini untuk di Kalbar sendiri tanah milik petani sudah dibantu untuk disertifikatkan secara gratis. Ini merupakan salah satu program pemerintah pusat dalam hal ini yaitu Badan Pertanahan Nasional (BPN) RI.
“Progran pemerintah dari tingkat atas hingga sejalan di tingkat provinsi dan kabupaten, kali ini kita serahkan sertifikat kepada petani sebanyak 14.657 sertifikat,”kata Kepala BPN Kalbar, Ir Emil AE Faulan Msi saat acara penyerahan simbolis sertifikat secara massal di Bukit Soeharto Kecamatan Mandor Kabupaten Landak, Kamis (23/4).
Saat itu pula Kepala BPN RI Joyo Winoto PhD memberikan suatu penghargaan kepada Gubernur Kalbar Drs Cornelis MH beserta para Bupati/Walikota se Kalbar, agar menjadi suatu simulasi untuk ke depan bisa memberikan kontribusi langsung di bidang pertanahan.
“Ini penghargaan karena Gubernur dan Bupati/Walikota mempunyai kontribusi langsung dengan pertanahan,” kata Joyo Winoto.
Sementara itu, Bupati Landak DR Drs Adrianus Asia Sidot Msi mengatakan pihaknya mengaku memperhatikan kepada petani tidak sebatas program sertifikasi tanah pertanian secara gratis saja, tapi Pemkab Landak juga menempuh langkah-langkah dengan memberikan alat dan msein pertanian atau mekanisme pertanian, pengadaan saran produksi seperti bibit unggul, obat-obatan pukuk dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk pendampingan petani di Landak pemerintah juga membentuk lembaga teknis daerah untuk menangani pertanian secara komprehensip yakni dinas pertanian dan badan pelaksana penyuluhan dan ketahana pangan Landak dengam dibentuk dua lembaga ini diharapkan dapat membantu para petani dalam peningkatan kemampuan serta pengusahaan teknologi pertanian sehingga. “Diharapkan upaya pada muara pada peningkatan ekonomi,” ungkap Adrianus.
Pemkab dan masyarakat Landak mengucapkan teriam kasih kepada pemerintah khusus BPN RI dan Pemerintah Provinsi Kalbar yang telah memberikan kehormatan dan kepercayaan kepada kabupaten Landaksebagai sasaran pembaharuan agraria nasional dengan pola retribusi tanah pertanian melalui sertifakasi lahan pertanian ini. “Program ini sangat membantu kami dalam upaya meningkatkan kesejatehan petani ndan kami berharap agar program ini terus dilakukan sehingga bisa mencakup kecamatanm danm desa lain di Landak ini. Kami akan terus menganggarkan program ini di dalam APBD kami,” tukas Adrianus. (rie/bersambung)
Memacu Peningkatan Pertanian Masyarakat
*Sertipikat Gratis untuk Petani (1)
SEBANYAK 1000 lebih petani yang ada Kalimantan Barat, Kamis (23/4) kemarin merasa bangga. Karena pemerintah rupanya diam-diam memperhatikan pertanahan yang selama ini sering mengjadi masalah sengketa, baik antar keluarga, kelompok, bahkan antar negara. Kali ini pemerintah tak tanggung-tanggung telah menyarahkan sertipikat tanah secara massal yang digelar di Bukit Soeharto Kecamatan Mandor Kabupaten Landak. Adapun yang menyerahkan sertipikat tanah itu secara simbolis oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) RI, Joyo Winoto PhD hadir mendampingi Gubenur Kalbar Drs Cornelis MH dan para Bupati/Walikota.
Penyerahan sertipikat massal kepada para petani ini, bagi Pemkab Landak mendapat suatu kehormatan karena menjadi tuan rumah dalam acara serimonial, tak ketingglan petani di Landak juga menerima sertipikat gratis yakni Desa Ngarak dan Kayu Tanam Kecamatan Mandor. Sedangkan dari kabupaten lain yakni Sintang, Singkawang, Melawi, KKR, Sambas dan Sekadau.
Bupati Landak DR Drs Adrianus Asia Sidot Msi dalam acara penyerahan sertipikat yang dilakukan oleh Kepala PBN RI itu, ia juga sedikit mengekspos pembangunan kabupaten yang baru berumur 10 tahun itu. Visi kabupaten Landak adalah masyarakat kabupaten Landak yang cerdas, bermoral,maju mandiri dan terdepan di bidang ekonomi kerakyatan yang berbasis agribisnis dan agro industri. “Salah satu makna yang terkandung dalam visi kabupaten tersebut adalah pemerintah kabupaten Landak bercita-cita mewujudkan perekonomiannya, berdasarkan pola atau system pembangunan pertanian dalam arti luas secara terpadu dari hulu sampai ke hilir yang di sebut dalam satu sistem agribisnis,” urai Adrianus.
Di lihat dari potensi lahan pertanian yang begitu luas untuk kabupaten Landak meningkatkan produksi pertanian khususnya tanaman padi. Di dorong potensi ini maka tahun 2009 pemerintah kabupaten Landak memulai program sertipikasi lahan-lahan pertanian khususnya tanah sawah secara gratis, kepada masyarakat.
“Program sertipikasi ini di upayakan dengan menyentuh seluruh masyarakat petani yang pada umumnya merupakan petani sertipikat. Salah satu persoalan yang mendasar dihadapi di daerah ini, adalah persoalan kemiskinan dan kerusakan lingkungan. Ini merupakan dua, dan itu strategis yang di hadapi pemerintah kabupaten Landak. Oleh karena itu untuk dalam rangka mewujudkan tanah untuk keadilan dan kesejahteraan,” papar dia.
Sedangkan program retribusi tanah pertanian yang merupakan program dari Badan Pertanahan Nasional ( BPN ), merupakan program jaring bersangkut dengan program yang juga di laksanakan oleh pemerintah kabupaten Landak. Mulai tahun 2009 ini, kabupaten Landak mulai menganggarkan di dalam APBD, untuk kegiatan sertipikasi tanah secara gratis sebanyak 500 persil bagi petani dengan syarat-syarat teknis tertentu. Syaratnya pertama antara lain kepada tanah sawah yang di milik oleh petani sudah di kelola dua kali dalam setahun. Baik itu di tanam padi pada musim gadu dan musim rendengan maupun tanaman lain seperti jagung. Dan syarat kedua petani sudah tergabung dalam kelompok. Tujuannya pemberian sertipikat tanah gratis ini pertama memberikan kepastian hukum kepemilikan lahan pertanian khususnya sawah. Kedua untuk membuka akses modal petani ke perbankan atau lembaga keuangan lainnya,untuk memdapatkan modal usaha pertaniannya. Untuk meningkatkan kesejahteraan petani. (rie/bersambung)
Kamis, 23 April 2009
TKI Asal Mandor Dianiaya Warga Malaysia
*Dipukul Kaki dan Tangan Patah
Ngabang, Equator
Lagi-lagi warga malaysia aniaya Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Kali ini korbanya adalah Boni Alias Bobon, 25, pria asal Desa Bait Sekilab Kecamatan Mandor Kabupaten Landak, kaki dan tangannya patah. Bobon sudah lama bekerja di negara tetangga sejak 2003 di Park City sebuah kedai bernama New Found Bintulu Serawak Malaysia. Karena Bobon merasa tidak kerasan ia berniat pulang ke Indonesia, lantaran kerjanya terlalu berat. Namun niatnya itu tidak diizinkan majikannya yang bernama Wong Pak Kong. akhirnya majikan menyuruh samseng untuk menghajar Bobon hinga mengalami cidera yang serius yakni kaki dan tangannya Patah. Kata abang sepupu Korban Jurius saat melaporkan kasus tersebut di polres Landak yang ditemani pihak keluarganya Seprida Mahmud dan Mulyadi. Kejadian tersebut diketahuinya Kamis (23/4) sekitar pukul 02,00 wib. Jurius dan Keluarganya Seprida Mahmud mendapat SMS tentang kasus tersebut. Sekitar pukul 11.30 Wib Julius bersama keluarganya melaporkan kejaian itu ke Polres Landak Kamis (23/4) kemarin. “Saya berharap kasus yang menimpa adik saya ini dapat diproses,” Kata Jorius. SMS yang diterima dari saudaranya Bobon berbunyi “Saya dipukul samseng, sekarang hanya tangan kiri saja yang dapat digerakkan kaki kiri patah, tangan kanan patah, kaki kanan bengkak sekarang saya sendirin di ruamah terbaring,” seraya menunjukkan sms tersebut kepada penyidik Polres Landak.
Lanjut Julius Sebelum kejadian tersebut Bobon pernah mengatakan akan kembali ke Indonesia karena pekerjaannya sangat berat. “Masuk kerja pukul 07.00 wib pulangnya pukul 22.00 Wib,” kata Jorius meniru perkataan adik sepupunya yang pernah mengatakan hal itu kepadanya memalui telepon belum lama ini.
Kemungkinan adik sepupunya itu ungkap Jorius, meminta izin kepada majikannya tapi tidak diijinkan akhirnya majikannya menyuruh samseng untuk memukul Bobon. Sesuai dengan SMS yang dikirim bobon mengatakan saat ini ia terbaring tak berdaya di kosnya yang beralamat di Yanmin Park No 18 Bintulu Serawak Malaysia.
Belum selesai anggota Polres membuat BAP yang dilaporkan, tiba-tiba teman satu pekerjaan Bobon di Malaysia memberitahukan kejadian tersebut melalu SMS yang diterima Jorius, kemudian Jorius langsung menelpon menanyakan keadaan adiknya. Dikatakan teman kerjanya itu Bobon telah dipukul samseng dan keadaannya parah. “Bobon dipukul samseng kemungkinan hari ini akan dibawa ke hospital,” kata temannya sambil menangis saat menceritakan kejadian yang menimpa Bobon, Namun sangat disayangkan temannya itu tidak mengetahui dengan jelas kronologis kejadian.
Kapolres Landak AKBP Tony Ep Sinambela, M.SI melalui Kasat Reskrim AKP Hujra Soumena, S.IK mengatakan kasus tersebut akan diproses kemudian akan diserahkan ke Polda Kalbar karena kasus tersebut bersipat Nasional yang berkaitan dengan negara lain. “Kita proses dulu ambil berita acaranya kemudian kita serahkan ke Polda untuk diperoses lebih lanjut karena kasus ini bersiapat nasional,” ungkap Hujra Soumena saat memerintahkan anggotanya untuk menyelidiki kasus tersebut. (rie)
Ngabang, Equator
Lagi-lagi warga malaysia aniaya Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Kali ini korbanya adalah Boni Alias Bobon, 25, pria asal Desa Bait Sekilab Kecamatan Mandor Kabupaten Landak, kaki dan tangannya patah. Bobon sudah lama bekerja di negara tetangga sejak 2003 di Park City sebuah kedai bernama New Found Bintulu Serawak Malaysia. Karena Bobon merasa tidak kerasan ia berniat pulang ke Indonesia, lantaran kerjanya terlalu berat. Namun niatnya itu tidak diizinkan majikannya yang bernama Wong Pak Kong. akhirnya majikan menyuruh samseng untuk menghajar Bobon hinga mengalami cidera yang serius yakni kaki dan tangannya Patah. Kata abang sepupu Korban Jurius saat melaporkan kasus tersebut di polres Landak yang ditemani pihak keluarganya Seprida Mahmud dan Mulyadi. Kejadian tersebut diketahuinya Kamis (23/4) sekitar pukul 02,00 wib. Jurius dan Keluarganya Seprida Mahmud mendapat SMS tentang kasus tersebut. Sekitar pukul 11.30 Wib Julius bersama keluarganya melaporkan kejaian itu ke Polres Landak Kamis (23/4) kemarin. “Saya berharap kasus yang menimpa adik saya ini dapat diproses,” Kata Jorius. SMS yang diterima dari saudaranya Bobon berbunyi “Saya dipukul samseng, sekarang hanya tangan kiri saja yang dapat digerakkan kaki kiri patah, tangan kanan patah, kaki kanan bengkak sekarang saya sendirin di ruamah terbaring,” seraya menunjukkan sms tersebut kepada penyidik Polres Landak.
Lanjut Julius Sebelum kejadian tersebut Bobon pernah mengatakan akan kembali ke Indonesia karena pekerjaannya sangat berat. “Masuk kerja pukul 07.00 wib pulangnya pukul 22.00 Wib,” kata Jorius meniru perkataan adik sepupunya yang pernah mengatakan hal itu kepadanya memalui telepon belum lama ini.
Kemungkinan adik sepupunya itu ungkap Jorius, meminta izin kepada majikannya tapi tidak diijinkan akhirnya majikannya menyuruh samseng untuk memukul Bobon. Sesuai dengan SMS yang dikirim bobon mengatakan saat ini ia terbaring tak berdaya di kosnya yang beralamat di Yanmin Park No 18 Bintulu Serawak Malaysia.
Belum selesai anggota Polres membuat BAP yang dilaporkan, tiba-tiba teman satu pekerjaan Bobon di Malaysia memberitahukan kejadian tersebut melalu SMS yang diterima Jorius, kemudian Jorius langsung menelpon menanyakan keadaan adiknya. Dikatakan teman kerjanya itu Bobon telah dipukul samseng dan keadaannya parah. “Bobon dipukul samseng kemungkinan hari ini akan dibawa ke hospital,” kata temannya sambil menangis saat menceritakan kejadian yang menimpa Bobon, Namun sangat disayangkan temannya itu tidak mengetahui dengan jelas kronologis kejadian.
Kapolres Landak AKBP Tony Ep Sinambela, M.SI melalui Kasat Reskrim AKP Hujra Soumena, S.IK mengatakan kasus tersebut akan diproses kemudian akan diserahkan ke Polda Kalbar karena kasus tersebut bersipat Nasional yang berkaitan dengan negara lain. “Kita proses dulu ambil berita acaranya kemudian kita serahkan ke Polda untuk diperoses lebih lanjut karena kasus ini bersiapat nasional,” ungkap Hujra Soumena saat memerintahkan anggotanya untuk menyelidiki kasus tersebut. (rie)
Selasa, 14 April 2009
Peninggalan Sejarah Jadi Obyek Wisata Landak
Landak, Equator
Landak salah satu kabupaten pemekaran Kabupaten Pontianak sekitar 8 tahun silam bukan hanya memiliki obyek wisata event budaya saja tapi juga memiliki obyek wisata sejarah yang dijadikan potensi andalan untuk menghadapi Kalbar Visit Years 2010 nanti. Adapun lokasi wisata sejarah di Negeri Intan ini yakni Makam Juang Mandor, Rumah Betang Saham, Keraton dan Makam Raja Landak ditambah potensi wisata alam yaitu air terjun Riam Melanggar dan Gunung Sehaq.
Makam juang Mandor terletak 88 kilometer dari kota Pontianak, atau 75 kilometer dari kota Ngabang dan dapat dicapai dengan kendaraan roda dua dan empat. Di lingkungan makam yang berada di 10 lokasi ini juga terdapat cagar alam. Makam juang Mandor merupakan akibat terjadinya peristiwa pembunuhan massal pada 28 Juni 1944 oleh penjajahan Jepang. Menurut catatan sejarah sebanyak 21.037 korban pembunuhan tersebut dimakamkan di 10 makam ini. Rumah Betang Saham, terletak 52 Km dari ibu kota Kabupaten Landak terletak di Desa Saham, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak. Betang tersebut merupakan tempat tinggal masyarakat Dayak Kanayant. Betang Saham berdiri sejak 1875. Bangunan ini terdiri dari 35 pintu atau blok. Setiap pintu atau blok dihuni oleh 1 kepala keluarga dan panjangnya 180 meter.
Kompleks Istana Kerajaan Landak yang terletak di Kota Ngabang, Kabupaten memiliki tiga elemen utama, yakni Istana Ismahayana Landak, masjid Djami‘ Keraton Landak, serta makam para sultan Kerajaan Landak dan kerabatnya. Dirasa tak lengkap, bila wisatawan tidak mampir berziarah ke makam raja-raja Landak ketika berkunjung ke kompleks Keraton Landak. Makam para sultan dan para kerabatnya terletak di sebelah barat Masjid Djami‘ Keraton Landak.
Latar sejarah Kerajaan Landak yang pernah berpindah tempat sebanyak tiga kali, membuat lokasi makam ketiga puluh delapan raja kesultanan ini berbeda-beda. Selain di Kota Ngabang, di Ayu Mungguk juga terdapat makam Sultan Raden Abdulkahar atau Raden Ismahayana (1472—1542 M). Makam raja Landak yang pertama kali menganut ajaran Islam tersebut berada di atas bukit dan terletak sekitar 7 km dari Kota Ngabang. Saat ini, makam Raden Ismahayana masih terawat dengan baik, meski diperkirakan telah berusia lebih dari 400 tahun. Sementara itu, makam raja lainnya terletak di daerah Bandong, sebuah kota berjarak kurang lebih 24 km dari Kota Ngabang.
Air terjun Menanggar, terletak 220 dari ibu kota kabupaten, air terjun tersebut dengan tujuh tingkat ini terletak di kecamatan Air Besar. Ketinggian tiap tingkatnya kurang lebih 70 meter. Lokasi dapat dicapai dengan angkutan darat sampai ke Serimbu dan dilanjutkan dengan mengarungi riam air deras dan berjalan kaki.
Gunung Sehaq salah satu panorama alam yang menjadi potensi Kabupaten Landak untuk dijadikan pasar tradional masyarakat. Terletak 48 Km dari ibu kota kabupaten tepatnya di Kecamatan Sengah Temila. Gunung sehaq yang dulunya dikenal dengan angker bagi pengendara yang melintas daerah tersebut. Sekarang sudah menjadi lokasi persinggahan atau peristirahan pengendara baik dari warga Kabupaten Landak, luar Landak dan luar negeri yakni Malaysia. Di areal gun ung sehaq terdapat sejumlah pasar tradional mulai dari hasil kerajinan, pertanian seperti buahan-buahan dan lainnya. Demikian sekilas kabar wisata sejarah dan alam yang dimiliki Kabupaten Landak.
Landak salah satu kabupaten pemekaran Kabupaten Pontianak sekitar 8 tahun silam bukan hanya memiliki obyek wisata event budaya saja tapi juga memiliki obyek wisata sejarah yang dijadikan potensi andalan untuk menghadapi Kalbar Visit Years 2010 nanti. Adapun lokasi wisata sejarah di Negeri Intan ini yakni Makam Juang Mandor, Rumah Betang Saham, Keraton dan Makam Raja Landak ditambah potensi wisata alam yaitu air terjun Riam Melanggar dan Gunung Sehaq.
Makam juang Mandor terletak 88 kilometer dari kota Pontianak, atau 75 kilometer dari kota Ngabang dan dapat dicapai dengan kendaraan roda dua dan empat. Di lingkungan makam yang berada di 10 lokasi ini juga terdapat cagar alam. Makam juang Mandor merupakan akibat terjadinya peristiwa pembunuhan massal pada 28 Juni 1944 oleh penjajahan Jepang. Menurut catatan sejarah sebanyak 21.037 korban pembunuhan tersebut dimakamkan di 10 makam ini. Rumah Betang Saham, terletak 52 Km dari ibu kota Kabupaten Landak terletak di Desa Saham, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak. Betang tersebut merupakan tempat tinggal masyarakat Dayak Kanayant. Betang Saham berdiri sejak 1875. Bangunan ini terdiri dari 35 pintu atau blok. Setiap pintu atau blok dihuni oleh 1 kepala keluarga dan panjangnya 180 meter.
Kompleks Istana Kerajaan Landak yang terletak di Kota Ngabang, Kabupaten memiliki tiga elemen utama, yakni Istana Ismahayana Landak, masjid Djami‘ Keraton Landak, serta makam para sultan Kerajaan Landak dan kerabatnya. Dirasa tak lengkap, bila wisatawan tidak mampir berziarah ke makam raja-raja Landak ketika berkunjung ke kompleks Keraton Landak. Makam para sultan dan para kerabatnya terletak di sebelah barat Masjid Djami‘ Keraton Landak.
Latar sejarah Kerajaan Landak yang pernah berpindah tempat sebanyak tiga kali, membuat lokasi makam ketiga puluh delapan raja kesultanan ini berbeda-beda. Selain di Kota Ngabang, di Ayu Mungguk juga terdapat makam Sultan Raden Abdulkahar atau Raden Ismahayana (1472—1542 M). Makam raja Landak yang pertama kali menganut ajaran Islam tersebut berada di atas bukit dan terletak sekitar 7 km dari Kota Ngabang. Saat ini, makam Raden Ismahayana masih terawat dengan baik, meski diperkirakan telah berusia lebih dari 400 tahun. Sementara itu, makam raja lainnya terletak di daerah Bandong, sebuah kota berjarak kurang lebih 24 km dari Kota Ngabang.
Air terjun Menanggar, terletak 220 dari ibu kota kabupaten, air terjun tersebut dengan tujuh tingkat ini terletak di kecamatan Air Besar. Ketinggian tiap tingkatnya kurang lebih 70 meter. Lokasi dapat dicapai dengan angkutan darat sampai ke Serimbu dan dilanjutkan dengan mengarungi riam air deras dan berjalan kaki.
Gunung Sehaq salah satu panorama alam yang menjadi potensi Kabupaten Landak untuk dijadikan pasar tradional masyarakat. Terletak 48 Km dari ibu kota kabupaten tepatnya di Kecamatan Sengah Temila. Gunung sehaq yang dulunya dikenal dengan angker bagi pengendara yang melintas daerah tersebut. Sekarang sudah menjadi lokasi persinggahan atau peristirahan pengendara baik dari warga Kabupaten Landak, luar Landak dan luar negeri yakni Malaysia. Di areal gun ung sehaq terdapat sejumlah pasar tradional mulai dari hasil kerajinan, pertanian seperti buahan-buahan dan lainnya. Demikian sekilas kabar wisata sejarah dan alam yang dimiliki Kabupaten Landak.
PDIP Menang Telak di Mandor
PEROLEHAN sementara di Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Mandor untuk tingkat DPRD Kabupaten Landak sudah rampung dari 86 TPS di 17 desa se-Kecamatan Mandor, Senin (13/4) pukul 13.00 kemarin. Kendati belum final karena dilanjutkan perhitungan suara DPRD Provinsi, DPR RI dan DPD RI, tapi sudah dapat diketahui yakni Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP) menang telak meraih 3.990 suara. Disusul posisi ketiga Partai Demokrat mengantongi 1.333 suara, ketiga Partai Golkar 1.333 suara, kemudian disusul PNI Marhaenisme dengan 1.034 suara dan Gerindra posisi kelima 892 suara.
Pantauan Equator, proses perhitungan suara di PPK Kecamatan yang menggunakan Gedung Serba Guna Mandor tersebut bisa dikatakan paling cepat dari PPK lainnya. Seperti di PPK Ngabang saja hingga kemarin masih suara DPRD Kabupaten dan belum rampung. Di Mandor perhitunga sampai lembur subuh pukul 03.00 secara bergantian petugasnya. Sementara kondisi dan situasi berjalan aman dan lancar, karena dijaga ketat oleh pihak Polri dan anggota Linmas. (rie)
Pantauan Equator, proses perhitungan suara di PPK Kecamatan yang menggunakan Gedung Serba Guna Mandor tersebut bisa dikatakan paling cepat dari PPK lainnya. Seperti di PPK Ngabang saja hingga kemarin masih suara DPRD Kabupaten dan belum rampung. Di Mandor perhitunga sampai lembur subuh pukul 03.00 secara bergantian petugasnya. Sementara kondisi dan situasi berjalan aman dan lancar, karena dijaga ketat oleh pihak Polri dan anggota Linmas. (rie)
Jumat, 03 April 2009
Mandor Riwayatmu Dulu
Oleh: Juniar Purba
Setiap tanggal 28 Juni akan dilaksanakan upacara ziarah bersama ke Makam Juang Mandor. Menyimak pada tanggal tersebut, mungkin beberapa diantara kita akan bertanya, mengapa harus ziarah ke Mandor dan apa yang pernah terjadi disana? Apalagi kalau dilihat sepintas lalu sekarang ini, sekitar kawasan makam tersebut sudah seperti hamparan pasir putih yang bersih dari pepohonan, keadaan tanah yang berlobang-lobang membentuk sumur-sumur dan bahkan hutan-hutannya hampir punah. Namun, terlepas dari penglihatan tersebut, sekarang yang menjadi perhatian dan renungan bagi kita adalah bahwa di tempat tersebut pada masa Jepang pernah terjadi suatu peristiwa sejarah yang tidak akan terlupakan bagi masyarakat Kalimantan Barat .
Dalam catatan sejarah daerah Kalimantan Barat, Mandor memiliki catatani penting pada masa pendudukan Jepang. Daerah ini pernah menjadi saksi bisu peristiwa pembantaian besar-besaran terhadap 21.037 orang anak bangsa, yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, seperti para raja, pengusaha, cerdik pandai dan masyarakat biasa telah menjadi korban keganasan Jepang tersebut.
Menurut Borneo Sinbun, terbitan 1 Juni 1944 atau Sabtoe, 1 Sitigatu 2604 menurut kalender Jepang dan sampai sekarang copy atau tulisan ini masih terdapat di Makam Juang Mandor, disana dikatakan Komplotan Besar jang mendoerhaka oentoek melawan Dai Nippon soedah dibongkar sampai ke akar-akarnja. Dalam berita Borneo Sinbun terbitan Pontianak itu, terlihat bahwa Jepang sudah memutarbalikkan berita yang tidak akan dapat diterima oleh rakyat Kalimantan Barat, yang seolah-olah para korban keganasan tersebut mereka anggap sebagai para penjahat (komplotan). Namun, itulah sejarah yang pernah terjadi dan menjadi pelajaran serta gambaran terhadap kita untuk lebih waspada akan segala sikap dan janji-janji dari para penguasa negara asing yang ingin memperluas dan mempertahankan kekuasaannya dengan mengorbankan rakyat Kalbar yang tidak berdosa .
Jepang di Kalimantan Barat
Apabila dilihat dari segi waktunya, penjajahan Belanda jauh lebih lama dari pada Jepang. Tetapi, pemerintahan Jepang (1942-1945) yang berlangsung dalam jangka waktu yang relatif singkat tersebut telah meninggalkan sejarah hitam bagi masyarakat Kalimantan Barat.
Pada mulanya, kedatangan Jepang pada bulan Februari 1942 di Kalimantan Barat mendapat sambutan hangat dari seluruh lapisan masyarakat, baik dari tokoh politik, pemuda, pengusaha dan lainnya, karena mereka menganggap Jepang adalah sebagai saudara tua yang berhasil menyingkirkan Kolonial Belanda dari Kalbar. Tetapi, kenyataannya anggapan itu keliru karena Jepang sudah mulai berani melakukan kekerasan terhadap rakyat dan mengharuskan rakyat untuk memberi salam apabila berpapasan. Bagi yang tidak melakukan akan dipukul ataupun ditampar. Selain itu Jepang mulai melarang setiap perkumpulan atau organisasi dan bahkan memusnahkan radio milik masyarakat, karena mereka curiga apabila tokoh atau pejuang Kalbar melakukan pertemuan dan sempat mendengar berita tentang kekuasaan mereka.
Selama masa Jepang, rakyat Kalbar hidup dalam ketakutan atas penindasan yang dilakukan. Mereka tidak segan-segan untuk menyakiti dan bahkan melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma atau adat istiadat masyarakat, seperti pelecehan terhadap kaum perempuan baik yang gadis ataupun yang sudah bersuami. Akibat dari perbuatan tersebut, sering muncul protes ataupun gerakan-gerakan perlawanan rakyat dimana-mana. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Pang Suma di daerah Meliau.
Mengetahui semakin banyak gerakan rakyat yang merupakan perlawanan spontan tersebut, Jepang mulai khawatir akan akibatnya. Apalagi menjelang penyerahan Jepang pada sekutu (1944) dan disusul dengan pemboman Hiroshima dan Nagasaki. Oleh karena itu, Jepang mulai melakukan pembersihan terhadap para penguasa, pejabat pemerintahan, para pengusaha dan yang dianggap berpengaruh terhadap masyarakat Kalbar. (sumber: Pontianak Post)
Setiap tanggal 28 Juni akan dilaksanakan upacara ziarah bersama ke Makam Juang Mandor. Menyimak pada tanggal tersebut, mungkin beberapa diantara kita akan bertanya, mengapa harus ziarah ke Mandor dan apa yang pernah terjadi disana? Apalagi kalau dilihat sepintas lalu sekarang ini, sekitar kawasan makam tersebut sudah seperti hamparan pasir putih yang bersih dari pepohonan, keadaan tanah yang berlobang-lobang membentuk sumur-sumur dan bahkan hutan-hutannya hampir punah. Namun, terlepas dari penglihatan tersebut, sekarang yang menjadi perhatian dan renungan bagi kita adalah bahwa di tempat tersebut pada masa Jepang pernah terjadi suatu peristiwa sejarah yang tidak akan terlupakan bagi masyarakat Kalimantan Barat .
Dalam catatan sejarah daerah Kalimantan Barat, Mandor memiliki catatani penting pada masa pendudukan Jepang. Daerah ini pernah menjadi saksi bisu peristiwa pembantaian besar-besaran terhadap 21.037 orang anak bangsa, yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, seperti para raja, pengusaha, cerdik pandai dan masyarakat biasa telah menjadi korban keganasan Jepang tersebut.
Menurut Borneo Sinbun, terbitan 1 Juni 1944 atau Sabtoe, 1 Sitigatu 2604 menurut kalender Jepang dan sampai sekarang copy atau tulisan ini masih terdapat di Makam Juang Mandor, disana dikatakan Komplotan Besar jang mendoerhaka oentoek melawan Dai Nippon soedah dibongkar sampai ke akar-akarnja. Dalam berita Borneo Sinbun terbitan Pontianak itu, terlihat bahwa Jepang sudah memutarbalikkan berita yang tidak akan dapat diterima oleh rakyat Kalimantan Barat, yang seolah-olah para korban keganasan tersebut mereka anggap sebagai para penjahat (komplotan). Namun, itulah sejarah yang pernah terjadi dan menjadi pelajaran serta gambaran terhadap kita untuk lebih waspada akan segala sikap dan janji-janji dari para penguasa negara asing yang ingin memperluas dan mempertahankan kekuasaannya dengan mengorbankan rakyat Kalbar yang tidak berdosa .
Jepang di Kalimantan Barat
Apabila dilihat dari segi waktunya, penjajahan Belanda jauh lebih lama dari pada Jepang. Tetapi, pemerintahan Jepang (1942-1945) yang berlangsung dalam jangka waktu yang relatif singkat tersebut telah meninggalkan sejarah hitam bagi masyarakat Kalimantan Barat.
Pada mulanya, kedatangan Jepang pada bulan Februari 1942 di Kalimantan Barat mendapat sambutan hangat dari seluruh lapisan masyarakat, baik dari tokoh politik, pemuda, pengusaha dan lainnya, karena mereka menganggap Jepang adalah sebagai saudara tua yang berhasil menyingkirkan Kolonial Belanda dari Kalbar. Tetapi, kenyataannya anggapan itu keliru karena Jepang sudah mulai berani melakukan kekerasan terhadap rakyat dan mengharuskan rakyat untuk memberi salam apabila berpapasan. Bagi yang tidak melakukan akan dipukul ataupun ditampar. Selain itu Jepang mulai melarang setiap perkumpulan atau organisasi dan bahkan memusnahkan radio milik masyarakat, karena mereka curiga apabila tokoh atau pejuang Kalbar melakukan pertemuan dan sempat mendengar berita tentang kekuasaan mereka.
Selama masa Jepang, rakyat Kalbar hidup dalam ketakutan atas penindasan yang dilakukan. Mereka tidak segan-segan untuk menyakiti dan bahkan melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma atau adat istiadat masyarakat, seperti pelecehan terhadap kaum perempuan baik yang gadis ataupun yang sudah bersuami. Akibat dari perbuatan tersebut, sering muncul protes ataupun gerakan-gerakan perlawanan rakyat dimana-mana. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Pang Suma di daerah Meliau.
Mengetahui semakin banyak gerakan rakyat yang merupakan perlawanan spontan tersebut, Jepang mulai khawatir akan akibatnya. Apalagi menjelang penyerahan Jepang pada sekutu (1944) dan disusul dengan pemboman Hiroshima dan Nagasaki. Oleh karena itu, Jepang mulai melakukan pembersihan terhadap para penguasa, pejabat pemerintahan, para pengusaha dan yang dianggap berpengaruh terhadap masyarakat Kalbar. (sumber: Pontianak Post)
Polsek Mandor Terima Bantuan
*Perangkat Komputer dari PP dan KB
Ngabang, Equator
Polsek Mandor, Menyuke dan Polres Landak menerima bantuan perangkat menunjang kelancaran kinerja di Ruang Pelayanan Khusus (RPK) dari Badan Pemberdayaan Perempuan (PP) dan Keluarga Berencana (KB) Kabupaten Landak. Bantuan yang langsung diserahkan oleh Kepala Badan PP dan KB Landak Hj. Nyemas Srikandi kepada perwakilan Polsek dan Polres di ruang kerjanya, Selasa (1/4) kemarin. “Bantuan ini guna memberikan perlindungan bagi korban kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak,” kata Nyimas.
Adapun bantuan yang diserahkan yakni 1 set komputer, 1 unit printer, 1 buah meja komputer, 1 buah meja kerja/tulis, 1 buah dispenser, 1 buah filling cabinet, 1 buah kipas angina dan 1 buah kursi kerja. “Bantuan yang diberikan itu merupakan bentuk perhatian dari UNFPA kepada Pemberdayaan Perempuan di Landak. Bertujuan supaya korban dapat dilayani dengan baik selama korban melapor dan kerahasiaan korban dapat dijaga,” ujarnya.
Selain itu, petugas pada level unit pelayanan di tiga RPK dapat bekerja secara prima dan secara rutin dapat melapor secara triwulan setiap kasus kekerasan perempuan dan anak kepada bidang Pemberdayaan Perempuan untuk dilanjutkan ke Kementerian Pemberdayaan Perempuan RI. “Harapan kami bantuan dapat dipelihara dengan baik dan kita dapat bekerjasama didalam penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Landak,”katanya. (rie)
Ngabang, Equator
Polsek Mandor, Menyuke dan Polres Landak menerima bantuan perangkat menunjang kelancaran kinerja di Ruang Pelayanan Khusus (RPK) dari Badan Pemberdayaan Perempuan (PP) dan Keluarga Berencana (KB) Kabupaten Landak. Bantuan yang langsung diserahkan oleh Kepala Badan PP dan KB Landak Hj. Nyemas Srikandi kepada perwakilan Polsek dan Polres di ruang kerjanya, Selasa (1/4) kemarin. “Bantuan ini guna memberikan perlindungan bagi korban kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak,” kata Nyimas.
Adapun bantuan yang diserahkan yakni 1 set komputer, 1 unit printer, 1 buah meja komputer, 1 buah meja kerja/tulis, 1 buah dispenser, 1 buah filling cabinet, 1 buah kipas angina dan 1 buah kursi kerja. “Bantuan yang diberikan itu merupakan bentuk perhatian dari UNFPA kepada Pemberdayaan Perempuan di Landak. Bertujuan supaya korban dapat dilayani dengan baik selama korban melapor dan kerahasiaan korban dapat dijaga,” ujarnya.
Selain itu, petugas pada level unit pelayanan di tiga RPK dapat bekerja secara prima dan secara rutin dapat melapor secara triwulan setiap kasus kekerasan perempuan dan anak kepada bidang Pemberdayaan Perempuan untuk dilanjutkan ke Kementerian Pemberdayaan Perempuan RI. “Harapan kami bantuan dapat dipelihara dengan baik dan kita dapat bekerjasama didalam penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Landak,”katanya. (rie)
Rabu, 01 April 2009
Dua Warga Mandor Diperiksa Polisi
*Dirikan Sawmill Atas Nama Masyarakat
Mandor, Equator
Dua warga Mandor berinsial MT dan MM diperiksa Polres Landak, diduga melakukan kegiatan illegal logging dan membuka sawmil dengan mengatasnamakan warga setempat. Tapi, polisi belum menetapkan tersangka kepada dua pelaku itu, alasan belum ada bukti dan baru pemanggilan saksi-saksi.
Menurut salah seorang saksi bernama Tarsisius bersama rekan-rekannya yakni Jamaan, Suratman, H.Efendi, dan Manan saat di Mapolres, kepada Equator mengatakan, sawmil milik MT terletak 1,2 Km persisnya perbatasan hutan Makam Mandor. Tapi, sawmil itu didirikan mengatas nama kelompok tani yakni Mitra Mandor. Sebelum MT mendirikan somel didaerah tersebut ia telah mendapat ijin dari saudara MM, dan MM menyuruh MT untuk mendirikan sawmil di daerah tersebut dengan dalih ijin dari masyarakat mandor sendiri dengan mengatas namakan tiga kelompok tani yang terdiri dari 170 orang,” beber dia. “Selama ini kita tidak mengetahui aktifitas mereka yang mengatas namakan warga, yang kita ketahui mereka hanya membuka sawmil di dalam hutan,” cerita Tarsisius.
Menurutnya, aktivitas yang dilakukan MM dan MT sudah hampir satu tahun berjalan setelah mereka ditangkaap Polisi baru diketahui selama ini mereka telah mencemarkan nama baik masyarakat. “Saya sebagai masyarakaat Mandor tidak terima apa yang telah mereka lakukan, mereka telah mencemarkan nama baik kami, untuk itu kami meminta aparat memproses secara hukum,” tegas dia.
Ia sebagai masyarakat asli Mandor tidak pernah berbuat demikian berani mengatas namakan orang lain demi kepentingan pribadi apa lagi pendatang baru. Lanjutnya awal tercantumnya nama kelompok tani yang dimiliki oleh MM dan MT dulu pernah ada perusahaan sawit yang akan berdiri di Mandor masyarakat setuju akan didirikannya perusahaan sawit namun perusahaan tersebut tidak jadi berdiri. jadi nama-nama kelompok tani yang dipegang oleh MM yang sudah ditandatangani disalah gunakan. “Ia telah menyalahgunakan hak masyarakat dan sekarang sawmil miliknya beserta barang bukti kayu diamankan Polsek Mandor,” ujarnya.
Kapolres Landak AKBP Drs Tony Ep Sinambela Msi melalui Kasat Reskrim AKP Hujrasoumena Sik mengaku, pelaku belum dinyatakan sebagai tersangka dan masih tahap proses pengembangan dengan pemanggilan saksi-saksi. (rie)
Mandor, Equator
Dua warga Mandor berinsial MT dan MM diperiksa Polres Landak, diduga melakukan kegiatan illegal logging dan membuka sawmil dengan mengatasnamakan warga setempat. Tapi, polisi belum menetapkan tersangka kepada dua pelaku itu, alasan belum ada bukti dan baru pemanggilan saksi-saksi.
Menurut salah seorang saksi bernama Tarsisius bersama rekan-rekannya yakni Jamaan, Suratman, H.Efendi, dan Manan saat di Mapolres, kepada Equator mengatakan, sawmil milik MT terletak 1,2 Km persisnya perbatasan hutan Makam Mandor. Tapi, sawmil itu didirikan mengatas nama kelompok tani yakni Mitra Mandor. Sebelum MT mendirikan somel didaerah tersebut ia telah mendapat ijin dari saudara MM, dan MM menyuruh MT untuk mendirikan sawmil di daerah tersebut dengan dalih ijin dari masyarakat mandor sendiri dengan mengatas namakan tiga kelompok tani yang terdiri dari 170 orang,” beber dia. “Selama ini kita tidak mengetahui aktifitas mereka yang mengatas namakan warga, yang kita ketahui mereka hanya membuka sawmil di dalam hutan,” cerita Tarsisius.
Menurutnya, aktivitas yang dilakukan MM dan MT sudah hampir satu tahun berjalan setelah mereka ditangkaap Polisi baru diketahui selama ini mereka telah mencemarkan nama baik masyarakat. “Saya sebagai masyarakaat Mandor tidak terima apa yang telah mereka lakukan, mereka telah mencemarkan nama baik kami, untuk itu kami meminta aparat memproses secara hukum,” tegas dia.
Ia sebagai masyarakat asli Mandor tidak pernah berbuat demikian berani mengatas namakan orang lain demi kepentingan pribadi apa lagi pendatang baru. Lanjutnya awal tercantumnya nama kelompok tani yang dimiliki oleh MM dan MT dulu pernah ada perusahaan sawit yang akan berdiri di Mandor masyarakat setuju akan didirikannya perusahaan sawit namun perusahaan tersebut tidak jadi berdiri. jadi nama-nama kelompok tani yang dipegang oleh MM yang sudah ditandatangani disalah gunakan. “Ia telah menyalahgunakan hak masyarakat dan sekarang sawmil miliknya beserta barang bukti kayu diamankan Polsek Mandor,” ujarnya.
Kapolres Landak AKBP Drs Tony Ep Sinambela Msi melalui Kasat Reskrim AKP Hujrasoumena Sik mengaku, pelaku belum dinyatakan sebagai tersangka dan masih tahap proses pengembangan dengan pemanggilan saksi-saksi. (rie)
Langganan:
Postingan (Atom)