Minggu, 20 Desember 2009
Bupati Resmikan Jalan Poros Dusun Baet
SEKILAP. Bupati Landak Dr Adrianus AS meresmikan pembangunan jalan poros Dusun Baet Desa Sekilap Kecamatan Mandor, Jumat (18/12). Ia juga menyempatkan diri untuk berkunjung di kebun sawit milik PT.Mustikha Abadi Khatulistiwa (MAK) yang memang berlokasi di daerah setempat.
“Masyarakat harus bersyukur karena pemerintah telah membangun jalan dan perkebunan sawit di desa ini. Masyarakat harus mampu mempertahankan dan merawat pembangunan yang ada ini,” pesan Adrianus.
Biasanya, lanjut Adrianus, pemerintah sudah membangun tapi masyarakat tidak mampu merawatnya, dia mencontohkan jalan desa yang dibangun oleh pemerintah itu ada ketentuanya, kekuatan jalan maksimal mobil yang lewat harus standar tapi di lalui oleh mobil yang berlebihan muatan. “Tentu jalan ini akan cepat rusak, ujarnya.
Ia juga mengatakan, adanya perkebunan sawit juga menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat, masyarakat bisa bekerja di perkebunan sesuai dengan ketentuan yang ada. Masalah batas wilayah perusahaan sudah jelas masing-masing sudah ada petanya. “Jadi jangan mengerjakan lahan perusahaan lain,” tegas dia.
Kepala Desa Sekilap Sukaran mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Landak, karena sudah membangun jalan 14 kilometer dari Sekilap ke Dusun Baet dan PT. MAK. Perkebunan sawit itu sangat didukung oleh masyarakat setempat, ini dibuktikan banyak warga dusun Baet yang dulunya bekerja dan pindah di luar, tapi sekarang banyak yang kembali atau pulang dan bekerja di PT.MAK. penduduk Baet jadi bertambah ramai. “Kami juga berharap agar nanti di dusun Baet di bangun sekolah dasar karena banyak anak selama ini pergi sekolah berjalan kaki hampir 12 kilometer ke dusun Penawar. Kami masyarakat sudah menyiapkan lahan untuk bangunan sekolah,” ungkap Sukaran.
Camat Mandor Marius Baneng juga mengucapkan sangat bersyukur dan merasakan pembangunan yang ada, Baik pembangunan jalan maupun pembangunan gedung sekolah dan pembangunan kebun sawit yang ada di wilayah kami. “Masyarakat sangat mendukung dan bersyukur adanya pembangunan di desa dan perkebunan sawit yang ada. Kita berharap masyarakat, perusahaan dan pemerintah sama-sama mempertahankan pembangunan yang sudah ada,” tandas dia (rie)
Sabtu, 05 Desember 2009
Kepsek SMPN 3 Menyuke Bantah Tilep Gaji
*Thomy: Guru Yustina Jarang Masuk
Kepala Sekolah (Kepsek) SMP Negeri 3 Menyuke Thomy Abiasan melakukan klarifikasi terhadap pernyataan Yustina seorang guru yang menuding dirinya telah menilep gajinya seperti yang diberitakan Equator pada 12 November lalu. “Saya hanya menahan gaji guru tersebut. Sampai sekarang gaji dia (Yustina, Red) ada dengan saya,” kata Thomy kepada wartawan di Ngabang, Jumat (4/12) kemarin.
Menurut dia, gaji milik Yustina yang ditahannya Rp. 5,075 juta, karena selama tiga bulan sejak September -Nopember 2007 lalu. “Saya sudah menghadap pak Bupati membicarakan masalah ini. Apalagi sebelumnya Bupati menyatakan bahwa sebulan saja guru tidak masuk, kita pecat. Bupati sendiri meminta supaya gaji tersebut dikembalikan ke kas Negara, tapi saya masih berfikir nasib seseorang,” ungkapnya.
Kemudian, pihaknya juga sudah memberikan dispensasi terhadap Yustina sebagai guru Bimbingan Konseling (BK) di SMPN 3 Menyuke dan saat itu ia diperkenankan menjalankan aktivitas di sekolah tersebut salama tiga hari. “Selanjutnya pada tiga harinya lagi biarlah saya yang mikulnya. Sebab saya tahu karena timpat tinggalnya di Pontianak. Tapi kadang-kadang meskipun sudah diberi dispensasi 3 hari, ia juga tidak masuk sekolah sampai seminggu,” ungkapnya.
Lebih lanjut, setelah penerimaan murid baru tahun ajaran 2007/2008, Yustina tidak pernah masuk sekolah, dan yang bersangkutan beralasan karena ia melaksanakan tugas ditempat yang baru yakni di SMPN 3 Mandor. Tapi Yustina malah banyak mengajar di SMPN Mandor. Maka pihaknya pun berkonsultasi dengan Kepsek SMA bersangkutan. “Tapi Kepseknya juga tidak mengerti soal kepindahan Yustina ini. Dia hanya terima saja, karena Yustina memang ingin mengajar di sekolah itu. Kepseknyapun kirim surat kepada saya soal kepindahan Yustina, hingga sekarang saya tidak tahu kemana sebenarnya tempat Yustina mengajar,” ungkap Thomy dengan kesal.
Thomy menambahkan, maksud ia menahan gaji Yustina agar ia kembali mengajar di SMPN 3 Mandor sesuai dengan SK. Karena pihaknya juga tetap berpegang rekomendasi dari Kepala Dinas Pendidikan Landak yang pasa saat itu masih dijabat Lukas Kanoh. Adapun rekomendasi tersebut dijelaskan bahwa Kepala Dinas Pendidikan Landak menyetujui kepindahan Yustina ke SMPN 3 Mandor, tapi dengan catatan sebelum adanya penempatan definitif, Yustina tetap mengajar di SMPN 3 Menyuke. “Tapi belum dikeluarkan penempatan definitif, Yustina sudah pindah ke Mandor,” katanya. (rie)
Kepala Sekolah (Kepsek) SMP Negeri 3 Menyuke Thomy Abiasan melakukan klarifikasi terhadap pernyataan Yustina seorang guru yang menuding dirinya telah menilep gajinya seperti yang diberitakan Equator pada 12 November lalu. “Saya hanya menahan gaji guru tersebut. Sampai sekarang gaji dia (Yustina, Red) ada dengan saya,” kata Thomy kepada wartawan di Ngabang, Jumat (4/12) kemarin.
Menurut dia, gaji milik Yustina yang ditahannya Rp. 5,075 juta, karena selama tiga bulan sejak September -Nopember 2007 lalu. “Saya sudah menghadap pak Bupati membicarakan masalah ini. Apalagi sebelumnya Bupati menyatakan bahwa sebulan saja guru tidak masuk, kita pecat. Bupati sendiri meminta supaya gaji tersebut dikembalikan ke kas Negara, tapi saya masih berfikir nasib seseorang,” ungkapnya.
Kemudian, pihaknya juga sudah memberikan dispensasi terhadap Yustina sebagai guru Bimbingan Konseling (BK) di SMPN 3 Menyuke dan saat itu ia diperkenankan menjalankan aktivitas di sekolah tersebut salama tiga hari. “Selanjutnya pada tiga harinya lagi biarlah saya yang mikulnya. Sebab saya tahu karena timpat tinggalnya di Pontianak. Tapi kadang-kadang meskipun sudah diberi dispensasi 3 hari, ia juga tidak masuk sekolah sampai seminggu,” ungkapnya.
Lebih lanjut, setelah penerimaan murid baru tahun ajaran 2007/2008, Yustina tidak pernah masuk sekolah, dan yang bersangkutan beralasan karena ia melaksanakan tugas ditempat yang baru yakni di SMPN 3 Mandor. Tapi Yustina malah banyak mengajar di SMPN Mandor. Maka pihaknya pun berkonsultasi dengan Kepsek SMA bersangkutan. “Tapi Kepseknya juga tidak mengerti soal kepindahan Yustina ini. Dia hanya terima saja, karena Yustina memang ingin mengajar di sekolah itu. Kepseknyapun kirim surat kepada saya soal kepindahan Yustina, hingga sekarang saya tidak tahu kemana sebenarnya tempat Yustina mengajar,” ungkap Thomy dengan kesal.
Thomy menambahkan, maksud ia menahan gaji Yustina agar ia kembali mengajar di SMPN 3 Mandor sesuai dengan SK. Karena pihaknya juga tetap berpegang rekomendasi dari Kepala Dinas Pendidikan Landak yang pasa saat itu masih dijabat Lukas Kanoh. Adapun rekomendasi tersebut dijelaskan bahwa Kepala Dinas Pendidikan Landak menyetujui kepindahan Yustina ke SMPN 3 Mandor, tapi dengan catatan sebelum adanya penempatan definitif, Yustina tetap mengajar di SMPN 3 Menyuke. “Tapi belum dikeluarkan penempatan definitif, Yustina sudah pindah ke Mandor,” katanya. (rie)
Warga Kecewa, Kontraktor Tak Bertanggungjawab
MANDOR. Pengerjaan proyek jalan Mandor-Tiang Aji terus menjadi sorotan masyarakat, mereka menyayangkan ungkapan kontraktor yang mengaku tidak ada masalah dalam pengerjaan jalan tersebut. Selain itu, camat setempat juga mengaku kontraktor tidak pernah koordinasi.
“Selama pengerjaan kami setiap hari lewat dan melihat jalan dikerjakan dengan menggunakan batu kong warna merah bukan batu kemenyan seperti jalan di tempat lain,” ungkap Sea, warga Tiang Aji kepada Equator, Jumat (4/12) kemarin.
Ia kesal melihat jalan dibangun asal-asalan, dan pihaknya pernah menanyakan melalaui handphon kepada pihak kontraktor yaitu Yakob, tapi dia menjawab, bahwa dia bekerja sudah sesuai dengan bistek yang ada dan sudah ditentukan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU), bahkan BPK dan Konsultan pun sudah turun langsung memeriksa jalan tersebut. “Dan jalan itu tidak masalah sudah sesuai bistek jadi kalau masyarakat mau bertanya silakan datang di dinas PU Landak,” katanya.
Senada diutarakan Edy warga Mandor, dia mengaku heran proyek jalan masih tahap pengerjaan sudah rusak bagaimana ketahanan jalan itu apa pemerintah menganggarkan jalan itu hanya untuk dua atau tiga bulan saja dan tahun depan dibangun lagi. “Saya sangat kecewa dengan pihak kontraktor yaitu Yakob. Saya menanyakan melalui HP, karena dia tidak pernah datang mengawasi pekerjaannya, bagaimana mengenai jalan yang rusak apakah akan diperbaiki atau tidak.? Tapi dia jawab itu urusan PU, saya hanya pelaksana, silahkan datang di dinas PU. Langsung mematikan Hpnya,” kata Edy.
Edy berharap kepada Dinas PU atau dinas terkait lainnya harus turun langsung melihat pekerjaan jalan tersebut jangan hanya terima laporan di atas meja.
Terpisah, Camat Mandor Marius Baneng juga mengaku sangat menyesalkan kalau selama ini pihak kontraktor tidak pernah ada koordinasi atau lapor dengan camat. Dan dia pun tidak tahu siapa kontraktornya, biasanya proyek kan ada plang nama perusahaan yang mengerjakan tapi itukan tidak ada. “Kita hanya percayakan kepada Kades untuk mengawasi proyek yang ada di desa masing-masing,” kata Marius.
Diberitakan sebelumnya, Yakob selaku pelaksana proyek menegaskan, bahwa nanti masih ada dana lanjutan untuk pemeliharaan karena proyek tersebut adalah multiyears dari Pemerintah Provinsi. “Tidak ada masalah, itu proyek tingkat I, nanti masih ada lagi dana pemeliharaan. Siapa yang komentar bermasalah seperti di koran kita minta tanggungjawab,” ungkap Yakob dari pihak pelaksana proyek kepada wartawan melalui via selularnya, Kamis (3/12).
Ia juga mengaku jalan dan pembangunan drainase juga sudah dikerjakan tidak ada masalah, bahkan saat ini masih proses pengerjaan karena masa kontrak baru habis pada 29 Desember 2009 mendatang. “Jadi disana (lokasi,red) masih ada yang kerja,” ujarnya.(rie)
“Selama pengerjaan kami setiap hari lewat dan melihat jalan dikerjakan dengan menggunakan batu kong warna merah bukan batu kemenyan seperti jalan di tempat lain,” ungkap Sea, warga Tiang Aji kepada Equator, Jumat (4/12) kemarin.
Ia kesal melihat jalan dibangun asal-asalan, dan pihaknya pernah menanyakan melalaui handphon kepada pihak kontraktor yaitu Yakob, tapi dia menjawab, bahwa dia bekerja sudah sesuai dengan bistek yang ada dan sudah ditentukan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU), bahkan BPK dan Konsultan pun sudah turun langsung memeriksa jalan tersebut. “Dan jalan itu tidak masalah sudah sesuai bistek jadi kalau masyarakat mau bertanya silakan datang di dinas PU Landak,” katanya.
Senada diutarakan Edy warga Mandor, dia mengaku heran proyek jalan masih tahap pengerjaan sudah rusak bagaimana ketahanan jalan itu apa pemerintah menganggarkan jalan itu hanya untuk dua atau tiga bulan saja dan tahun depan dibangun lagi. “Saya sangat kecewa dengan pihak kontraktor yaitu Yakob. Saya menanyakan melalui HP, karena dia tidak pernah datang mengawasi pekerjaannya, bagaimana mengenai jalan yang rusak apakah akan diperbaiki atau tidak.? Tapi dia jawab itu urusan PU, saya hanya pelaksana, silahkan datang di dinas PU. Langsung mematikan Hpnya,” kata Edy.
Edy berharap kepada Dinas PU atau dinas terkait lainnya harus turun langsung melihat pekerjaan jalan tersebut jangan hanya terima laporan di atas meja.
Terpisah, Camat Mandor Marius Baneng juga mengaku sangat menyesalkan kalau selama ini pihak kontraktor tidak pernah ada koordinasi atau lapor dengan camat. Dan dia pun tidak tahu siapa kontraktornya, biasanya proyek kan ada plang nama perusahaan yang mengerjakan tapi itukan tidak ada. “Kita hanya percayakan kepada Kades untuk mengawasi proyek yang ada di desa masing-masing,” kata Marius.
Diberitakan sebelumnya, Yakob selaku pelaksana proyek menegaskan, bahwa nanti masih ada dana lanjutan untuk pemeliharaan karena proyek tersebut adalah multiyears dari Pemerintah Provinsi. “Tidak ada masalah, itu proyek tingkat I, nanti masih ada lagi dana pemeliharaan. Siapa yang komentar bermasalah seperti di koran kita minta tanggungjawab,” ungkap Yakob dari pihak pelaksana proyek kepada wartawan melalui via selularnya, Kamis (3/12).
Ia juga mengaku jalan dan pembangunan drainase juga sudah dikerjakan tidak ada masalah, bahkan saat ini masih proses pengerjaan karena masa kontrak baru habis pada 29 Desember 2009 mendatang. “Jadi disana (lokasi,red) masih ada yang kerja,” ujarnya.(rie)
Jalan Tiang Aji, Kontraktor Bantah Kerjannya Amburadul
NGABANG. Proyek peningkatan jalan Mandor-Tiang Aji yang disorot masyarakat dan anggota DPRD Landak karena amburadul, masih banyak lubang dan diduga menggunakan batu diluar standar. Langsung dibantah pihak pelaksana proyek bahwa nanti masih ada dana lanjutan untuk pemeliharaan karena proyek tersebut adalah multiyears dari Pemerintah Provinsi. “Tidak ada masalah, itu proyek tingkat I, nanti masih ada lagi dana pemeliharaan. Siapa yang komentar bermasalah seperti di koran kita minta tanggungjawab,” ungkap Yakob dari pihak pelaksana proyek kepada wartawan melalui via selularnya, Kamis (3/12) siang kemarin.
Ia juga mengaku jalan dan pembangunan drainase juga sudah dikerjakan tidak ada masalah, bahkan saat ini masih proses pengerjaan karena masa kontrak baru habis pada 29 Desember 2009 mendatang. “Jadi disana (lokasi,red) masih ada yang kerja,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Syaiful D anggota DPRD Landak asal Mandor membeberkan, kalau proyek jalan dari Mandor menghubungkan Kecamatan Menjalin tersebut dikerjakan terkesan asal-asalan. “Proyek tersebut multiyears sekitar sudah tiga tahun. kemudian yang antara Mandor-Tiang Aji baru tiga minggu lalu rampung tapi aspal susah banyak lobang, ditambah tidak ada drenase sehingga air menggenangi bodi jalan jika hujan,” ungkapnya.
Lagislator Partai Gerindra ini berharap kepada instansi terkait agar melakukan pengawasan atau mengkontrol terhadap kinerja kontraktor yang pekerjaannya tidak sesuai keinginan masyarakat. Bahkan untuk melapangan kiri-kanan jalan hanya menyemprot menggunakan racun lalang. “Nah kita minta pihak kontraktor pelaksana dan instansi terkait di lingkungan Pemkab Landak bertanggungjawab,” tegas Syaiful.
Ia mengungkapkan, proyek multiyears ini padahal menelan dana cukup besar, seharusnya pihak pelaksana mengerjakan dengan benar. Jangan sampai masyarakat selaku pengguna jalan dirugikan. Karena bisa dibayangkan baru selesai dikerjakan belum satu bulan sudah banyak lobang. “Ini berarti asal-asalan. Lalu yang kita kesalkan mereka ada konsultan teknis yang memang sudah dibayar, apakah memang mereka sengaja ada kongkalikong,” tegas Syaful (rie)
Proyek Jalan Mandor-Tiang Aji Amburadul
*Baru Dikerjakan Sudah Berlobang
NGABANG. Ada-ada saja ulah oknum kontraktor di Landak ini. Maunya untung besar tapi pekerjaan di lapangan amburadul, seperti proyek jalan Mandor-Tiang Aji, baru tiga minggu sudah banyak lobang. Parahnya lagi menggunakan batu kong merah tentunya tak memenuhi standar proyek. “Batu jalan tidak sesuai, karena menggunakan batu kong merah seharusnya batu kemenyan yang keras dan baraunya asal-asalan,”ujar seorang warga Mandor yang namanya enggan disebut ini saat melapor awak koran ini, kemarin.
Menurutnya, masyarakat juga tidak mengetahui berapa jumlah pahu dana proyek yang mencapai miliaran itu. Karena tidak ada plang proyek yang terpampang di sekitar kegiatan. Sehingga masyarakat hanya bisa geleng-geleng kepala setelah melihat jalan yang menelan dana besar baru beberapa minggu, warga sudah menghitung jumlah lobang. “Kita minta kontraktor pelaksana bertanggungjawab,” tegasnya.
Terpisah, Syaiful D anggota DPRD Landak asal Kecamatan Mandor juga membenarkan kalau proyek jalan dari Mandor menghubungkan Kecamatan Menjalin tersebut terkesan asal-asalan. “Proyek tersebut multiyears sekitar sudah tiga tahun. kemudian yang antara Mandor-Tiang Aji baru tuga minggu lalu rampung tapi aspal susah banyak lobang, ditambah tidak aada barau sehingga air menggenangi bodi jalan jika hujan,” ungkapnya kepada wartawan di gedung DPRD Landak, kemarin.
Lagislator Partai Gerindra ini berharap kepada instansi terkait agar melakukan pengawasan atau mengkontrol terhadap kinerja kontraktor yang pekerjaannya tidak sesuai keinginan masyarakat. Bahkan untuk melapangan kiri-kanan jalan hanya menyemprot menggunakan racun lalang. “Nah kita minta pihak kontraktor pelaksana dan instansi terkait di lingkungan Pemkab Landak bertanggungjawab,” tegas Syaiful.
Ia mengungkapkan, proyek multiyears ini padahal menelan dana cukup besar, seharusnya pihak pelaksana mengerjakan dengan benar. Jangan sampai masyarakat selaku pengguna jalan dirugikan. Karena bisa dibayangkan baru selesai dikerjakan belum satu bulan sudah banyak lobang. “Ini berarti asal-asalan. Lalu yang kita kesalkan mereka ada konsultan teknis yang memang sudah dibayar, apakah memang mereka sengaja ada kongkalikong,” tegas Syaful (rie)
Langganan:
Postingan (Atom)