Selasa, 09 Juni 2009

Polsek Mandor Diserang Pekerja PETI

MANDOR. Ditengara sekitar 500 pekerja Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) menyerang Kantor Polsek Mandor sekitar pukul 21.00, tadi malam Penyerangan menyusul ditertibkannya penambangan liar di cagar alam Pasiran, Senin (8/9) pukul 13.00. Seraaang¦!! Seraaang !!! teriak massa dengan marah menyerang Mapolsek yang terletak di pinggir jalan raya kawasan pasar. Massa yang sejak sore sudah berkumpul di pasar dengan mudah dan bergelombang mencapai kantor polisi. Dengan balok dan batu mereka menderaikan semua kaca jendela dan lampu serta peralatan yang ada. Tak jelas siapa yang memimpin penyerangan, sehingga semua personil polisi angkat kaki menyelamatkan diri. Amuk warga menyebabkan suasana sangat mencekam oleh teriakan para penyerang. Kendaraan terhambat sekitar lima ratus meter dari lokasikejadian sehingga macet ratusan meter. “Suasana benar-benar mencekam. Saya tak berani mendekat kerumunan,” kata seorang warga yang sempat melintas. Amuk warga itu dipicu penertiban PETI di daerah Pasiran, kawasan cagar alam di Mandor pukul 13.00. Puluhan anggota Polres dan Polsek Mandor mengobrak-abrik pondok pekerja dan dibakar. Mesin dompeng diangkut untuk dijadikan barang bukti. Operasi berlangsung hingga sore. Sukses melakukan penertiban, tim itu pulang membawa barang bukti. Sekitar pukul 18.30, mobil lewat di Pasar Mandor. Sejumlah ibu-ibu tanpa dikomando mengadang mobil Dalmas Polres dan melemparinya. Melihat gelagat tak baik, seluruh anggota tim langsung tancap gas menuju Ngabang. Ternyata massa penambang makin ramai berkumpul di pasar. Sekitar dua jam setelah aksi pelemparan itu, pekerja PETI yang pondoknya dibakar tiba di Pasar Mandor. Mereka pun menyatu hingga hingar bingar dengan kemarahan. “Saya perkirakan jumlah massa mencapai 500 an,” kata sumber Equator di pasar Mandor. Mungkin karena tim Polres kembali ke Ngabang, sekitar 21.00, massa menyerang kantor Polsek Mandor. Suasana gelap gulita karena lampu-lampu dipecahkan massa. Yang ada hanya kerumunan massa yang berteriak-teriak emosional sambil melampiaskan amarah. Jalan macet total. Kendaraan dari dan ke arah Pontianak terhadang masa. “Saya perkirakan macet mencapai satu kilo meter. Itu pasti akan bertambah lagi, karena aksi massa belum berakhir,” kata seorang yang lolos dari kerumunan massa. Sampai berita ini diturunkan, suasana Pasar Mandor masih mencekam. Belum ada bantuan dari pihak Polres maupun Polda. Sementara massa masih terlihat emosial dan mengurung kantor itu. “Mereka adalah pekerja PETI. Sementara orang pasar Mandor lebih banyak nonton,” kata sumber Equator. Sekitar pukul 22.20, tiga truk Dalmas yang mengangkut satuan Brimob Polda Kalbar dikerahkan dan melintas ke arah jembatan Landak. Diperkirakan Pontianak-Mandor 79 Km akan ditempuh pasukan dalam 1,5 jam ke lokasi. Sementara, kendati massa penyerang mulai tenang, namun mereka menunggu perkembangan. Sampai lewat pukul 23.00, Kapolda Brigjen Pol Drs Edwin TP Lumban Tobing yang sudah meluncur ke lokasi, tidak berhasil dihubungi via HP-nya. ”Kapolda sudah ke lokasi bersama satuan Brimobdari Pontianak. Polisi juga di back up oleh pasukan TNI yang dikerahkan beberapa saat setelah kejadian. Massa berangsur dapat dikendalikan,” ujar Kabid Humas Polda Kalbar, AKBP Drs Suhadi,Msi kepada Equator. Operasi Penertiban Kapolres Landak AKBP Drs Tony Ep Sinambela Msi dikonfirmasi pukul 21.45 membenarkan telah kejadian penyerangan itu. “Ya, benar kejadian itu. Warga marah setelah kita menertibkan PETI,” katanya dihubungi, tadi malam. Apa yang dilakukan untuk menertibkan massa? “Baru saja saya mengirim anggota ke Mandor untuk menghalau mereka. Sekarang mungkin dalam perjalanan,” jawabnya singkat. Kabid Humas Polda Kalbar, AKBP Suwadi SW,MSi lewat telepon genggamnya sekitar pukul 21.55 belum bisa memberikan penjelasan karena harus mengontak anggota di Mandor. Polres Landak memang gencar melakukan operasi penertiban PETI. Selasa (26/5) lalu polisi berhasil
menertibkan PETI di Desa Kayu Ara Kecamatan Mandor dan menyita barang bukti (BB) berupa mesin dompeng empat buah dan peralatannya. Sebanyak tujuh karyawan PETI dimasukan sel Mapolres Landak. Sebagai tersangka, Taufik Wibowo, Jumadi, Edo, Sunardi, Miswan, Eton, Agus. Mereka warga asal Sintang dan Kabupaten Pontianak. Sementara bos atau cukong masih diburu hingga saat ini, yakni Tambah Wahono dan Laman, warga kayu Manis Sintang. Kemudian Selasa (2/6), operasi kembali dilancarkan di Dusun Lian Sipi Desa Mandor. Petugas mengamankan dua mesin dompeng yang sedang bekerja tapi yang satu set anak buahnya sudah kabur. Lima orang anak buahnya yaitu Sr, St, Jm, Tn dan Tt, bersama barang bukti mesin dompeng yang masih terpasang diamankan di Mapolres Landak. Sedangkan bos pemilik mesin bernama Tawang masih buron hingga saat ini. (rie)

Tidak ada komentar: