Rabu, 26 Mei 2010
Gotong Royong Masyarakat Mulai Pudar
*Bupati Buka Bulan Bhakti Gotong Royong
SEBADU. Pencanangan bulan bhakti gotong royong masyarakat tingkat Kabupaten Landak tahun 2010 dipusatkan di Desa Sebadu Kecamatan Mandor secara resmi dibuka Bupati Dr. Adrianus Asia Sidot dengan ditandai pemukulan gong tujuh kali, Rabu ( 26/5). Acara dihadiri Dandim 1201 Mempawah, jajaran kepala dinas Pemkab Landak, camat, seluruh kepala desa kecamatan Mandor dan masyarakat sekitarnya.
Adrianus mengatakan, bulan bhakti gotong royong masyarakat bukan bulan bhakti pegawai. Ia sangat berharap dalam acara bulan bhakti seperti itu masyarakat banyak hadir bukan malah pegawai yang lebih banyak hadir.
“Dalam kegiatan ini yang sangat diutamakan pertama jalan Limpahung ini harus dibangun jangan setelah gotong royong dibiarkan begitu saja tapi harus dilanjutkan,” ujarnya.
Menurutnya, sebenarnya pemerintah tidak perlu ada bulan bhakti gotong royong kalau masyarakat masih mengamalkan atau melaksanakan gotong royong . Tapi selama ini, gotong royong di masyarakat sudah mulai pudar. Sejak adanya sudsidi desa dari pemerintah, padahal maksud pemerintah adanya subsidi desa untuk membantu masyarakat, meringankan beban masyarakat di bantulah dana subsidi desa, atau dana bantuan desa tapi apa yang terjadi adanya bantuan itu, malah mengahancurkan semangat gotong royong di masyarakat. “Karena yang timbul selalu saling mencurigai sesama masyarakat dan masyarakat dengan kades di katakan yang penerima dana tidak melaksanakan amanah dengan baik,” tegas Adrianus.
Kepala Desa Sebadu Syamsiadi mengatakan bulan bkahti gotong royong yang di adakan di dusun Limpahung desa Sebadu kecamatan Mandor ini merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk meminta kepada Pemkab Landak agar jalan yang selama ini rusak agar di bangun kembali.
“Banyak hal yang harus di perhatikan di desa sebadu yakni produktipitas di bidang pertanian yang sekarang masih di bawah standar karena pola pekerjaannya masih menggunakan alat manual,” katanya.
Lahan pertanian sangat luas ia minta agar menjadi perhatian dari Pemkab Landak, sejak sungai Sebadu di normalisasikan air sawah menjadi kering karena tidak ada saluran irigasi atau bendungan untuk pertanian. “Untuk itu kami berharap agar di adakan pembangunan irigasi pertanian. Kegiatan yang di adakan bulan bhakti gotong royong di antaranya pembuatan jalan, membuat jamban atau kakus, pengobatan masal untuk masyarakat dan sunatan massal,” katanya.
Camat Mandor Marius Baneng SE menambahkan, sejak bertugas menjadi camat di Mandor banyak kegiatan yang sudah di lakukan pertama pengobatan masal di dusun air Merah desa Ngarak, turnamen Bupati cup di desa Mandor, Adrianus Cup di desa Keramas, Peresmian jalan poros desa di Dusun Baet desa Sekilap, pertemuan ibu-ibu persatuan wanita protestan di Mandor, Ngarak Cup dan pencanangan bulan bhakti gotong royong masyarakat tingkat kabupaten yang secara terhormat rasanya di adakan di desa Sebadu kecamatan Mandor. “Kami merasa begitu besar mendapat kehormatan dari Bupati Adrianus sebagai pemimpin tertinggi di kabupaten Landak ini dan kami tetap ingin banyak pembagunan yang di adakan di wilayah kecamatan Mandor,” tukasnya. (rie)
*Sumber: www.equator-news.com (27/05/2010)
Buruh Bangunan Tewas Kesetrum
MANDOR. Nasib naas dialami Agusmanto alias Apa 37 seorang buruh bangunan warga Dusun Singkong Luar Desa Simpang Kasturi Kecamatan Mandor tewas kesetrum bor listrik yang digunakan untuk kerja kongslet, Selasa (25/5) sekitar pukul 09.30.
Keterangan saksi mata Mus Gustianto 27, adik ipar korban kepada awak Koran ini saat di tempat kejadian perkara (TKP) menceritakan hampir dua bulan ini dia berdua bekerja sebagai tukang rumah. “Sebenarnya hari ini hari terakhir kami bekerja karena sudah selesai semua hanya tinggal memasang pintu tengah lagi,” ujarnya.
Ketika korban memasang pintu di dalam rumah sendirian, Mus bekerja di luar membuka pranca di samping rumah. Ketika dirinya dari depan membawa kayu untuk di susun di belakang rumah melewati pintu tengah. Dia melihat korban sudah terbaring samping pintu. “Saya langsung mendekat dan menolong melihat korban masih memegang bor listrik tersebut saya pegang badan korban terasa nyetrum. Saya langsung menarik kabel dan teriak minta tolong melihat korban sudah tak sadar,” cerita Mus.
Sedangkan tuan rumah Marsiana Sulina dan tetangga pun langsung mencari mobil di bawa di Puskesmas Mandor tapi korban sudah meninggal dunia.
Sementara menurut Marsiana Sulina mengaku saat kejadian dia habis mandi sedang ganti pakaian di kamar tidur atas loteng tidak melihat bagaimana kejadiannya. “Saya terkejut ada yang mengendor pintu dan teriak bahwa tukang yang bekerja di rumahnya kena setrum. Hampir tak sadar masih berkemban saya langsung turun melihat korban, dan minta pertolongan mencari mobil untuk di bawa di Puskesmas Mandor,” katanya.
Menurut Sulina, korban dan adik iparnya berdua sudah hamper dua bulan ini mengerjakan rumahnya. Semua sudah selesai hanya tinggal pintu satu yang belum di pasang. Hari ini merupakan hari terakhir dia bekerja malah dapat musibah kata Sulina.
Kapolsek Mandor Ipda Alexander Aban melalui kanit reskrim Bripka Yusnadi Muhali di dampingi Briptu H.Alexander membernarkan korban tewas akibat bor listrik yang di gunakannya kongslet.
“Kami mendapat laporan dari masyarakat langsung ke TKP melihat korban sudah meninggal. Korban di bawa di puskesmas Mandor dan di bawa lagi di rumah korban dusun singkong Luar desa simpang Kasturi untuk di makamkan,” tukasnya. (rie)
*Sumber: www.equator-news.com (26/05/2010)
Keterangan saksi mata Mus Gustianto 27, adik ipar korban kepada awak Koran ini saat di tempat kejadian perkara (TKP) menceritakan hampir dua bulan ini dia berdua bekerja sebagai tukang rumah. “Sebenarnya hari ini hari terakhir kami bekerja karena sudah selesai semua hanya tinggal memasang pintu tengah lagi,” ujarnya.
Ketika korban memasang pintu di dalam rumah sendirian, Mus bekerja di luar membuka pranca di samping rumah. Ketika dirinya dari depan membawa kayu untuk di susun di belakang rumah melewati pintu tengah. Dia melihat korban sudah terbaring samping pintu. “Saya langsung mendekat dan menolong melihat korban masih memegang bor listrik tersebut saya pegang badan korban terasa nyetrum. Saya langsung menarik kabel dan teriak minta tolong melihat korban sudah tak sadar,” cerita Mus.
Sedangkan tuan rumah Marsiana Sulina dan tetangga pun langsung mencari mobil di bawa di Puskesmas Mandor tapi korban sudah meninggal dunia.
Sementara menurut Marsiana Sulina mengaku saat kejadian dia habis mandi sedang ganti pakaian di kamar tidur atas loteng tidak melihat bagaimana kejadiannya. “Saya terkejut ada yang mengendor pintu dan teriak bahwa tukang yang bekerja di rumahnya kena setrum. Hampir tak sadar masih berkemban saya langsung turun melihat korban, dan minta pertolongan mencari mobil untuk di bawa di Puskesmas Mandor,” katanya.
Menurut Sulina, korban dan adik iparnya berdua sudah hamper dua bulan ini mengerjakan rumahnya. Semua sudah selesai hanya tinggal pintu satu yang belum di pasang. Hari ini merupakan hari terakhir dia bekerja malah dapat musibah kata Sulina.
Kapolsek Mandor Ipda Alexander Aban melalui kanit reskrim Bripka Yusnadi Muhali di dampingi Briptu H.Alexander membernarkan korban tewas akibat bor listrik yang di gunakannya kongslet.
“Kami mendapat laporan dari masyarakat langsung ke TKP melihat korban sudah meninggal. Korban di bawa di puskesmas Mandor dan di bawa lagi di rumah korban dusun singkong Luar desa simpang Kasturi untuk di makamkan,” tukasnya. (rie)
*Sumber: www.equator-news.com (26/05/2010)
Senin, 29 Maret 2010
Kampus Belajar Mahasiswa STAI Tiara Diresmikan
*Bupati: Pendidikan Tanggungjawab Kita Semua
MANDOR. Kampus Belajar Mahasiswa (KBM) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tiara Kabupaten Landak di Dusun Liansipi Kecamatan Mandor diresmikan Bupati Dr. Adrianus Asia Sidot dan Rektor STAI Tiara Prof.Dr.H.Nur Amin Fattah,MM dengan ditandai penandatangan batu prasasti, Minggu (27/3). Acara dihadiri Korwil Provinsi Kalbar Nur Said SH, Korwil Kabupaten Pontianak Ridwan S.Pd.I, Ketua KBM STAI Tiara Landak Korwil Landak Uts Arif Chandra S,Sos didampingi Wakil Korwil Landak Mulyani S.Pd, Camat Mandor Marius Baneng SE, Ketua Panitia Peresmian Drs Rajiman, tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat setempat.
Bupati Adrianus mengatakan, pendidikan sangat penting untuk diutamakan. Karena di zaman sekarang ini pendidikan bukan tanggungjawab guru saja melainkan tanggung jawab semua pihak. Orang tua harus bertanggung jawab kepada anaknya, agar tidak ada lagi anak yang tidak sekolah. “Orang tua juga harus lebih banyak mendidik anak dibandingkan guru yang hanya beberapa jam saja mengajar di sekolah. Maka saya, mengajak agar kita bersama mendidik anak belajar, karena belajar adalah tanggung jawab kita semua,” tegas Adrianus.
Penggelola KBM Koordinator Wilayah Landak Ust Arif Chandra,S.Sos menjelaskan, seiring perkembangan zaman dan arus globalisasi yang semakin menantang dan pemerintah terus melakukan perubahan maupun revisi dalam bidang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi. “Hal itu terbukti dengan terbitnya Peraturan Mendiknas No 30 tahun 2009 tentang penyelenggaraan program studi di luar domisili perguruan tinggi tertanggal 1 Juli 2009,” urai Arif.
Selanjutnya, memberikan jawaban tentang edaran larangan kelas jauh yang berkali-kali di terbitkan No.2559/D/T/97 tanggal 21 Oktober 1997, nomor. 595/D5.T/2007 tanggal 27 Februari 2007 dan No.028/008/212/KL/2007 tanggal 2007. Para pakar hukum dunia pendidikan maupun akademisi menilai larangan tersebut tidak relevan dengan UUD 1945 yang menyatakan bahwa setiap warga negara mendapat hak dan kesempatan akses yang sama dalam memperoleh pendidikan secara adi dan merata. “Salah satunya upaya mendukung peningkatan akses warga negara pada pendidikan tinggi dan hak asasi manusia bahwa setiap individu warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Namun sangat di sayangkan masih ada saja segelintir orang yang masih terbelenggu dengan larangan tersebut, lantaran tidak memahami secara menyeluruh peraturan Mendiknas No.30 tahun 2009 tentang program domisili secara utuh,” tegas Arif. (rie)
*Sumber: Harian Equator 29/03/2010
Selasa, 23 Maret 2010
Malinus Pimpin Golkar Mandor
MALINUS kembali terpilih sebagai Ketua Pimpinan Kecamatan (Pimcat) Partai Golkar (PG) periode 2010 -2015 dengan dukungan enam suara dalam Musyawarah Kecamatan (Muscam) Partai Golkar yang digelar di gedung serbaguna Mandor, Minggu (21/3).
Malinus terpilih secara aklamasi, dari 17 pimpinan desa (pimdes) di kecamatan Mandor, yang hadir hanya 7 pimdes, 10 diantaranya tidak hadir. Acara dipimpin Hironimus ketua DPD PG Landak. “Kita sangat berharap setelah di evaluasi kegagalan PG selama ini adalah kuranganya komunikasi dari DPD ke Pimcat dan sampai ke pimdes. Artinya kalau komunikasi kurang tentu kita susah mau menyampaikan program dan strategi untuk memenangkan pemilihan umum (pemilu), pemilihan Bupati (pilbup) dan pemilihan Gubernur (pilgub). Untuk ke depan mari kita bangun PG harus mendengar suara rakyat dan pengurus saling percaya dan tanggung jawab agar PG tetap jaya,” ungkap Hironimus.
Sementara Malinus ketua Pimcat terpilih berjanji akan berhasil memimpin PG di kecamatan Mandor. Ada dua program yang harus di utamakan, pertama akan membuat konsolidasi dan kumunikasi, karena kalau tidak ada komunikasi yang baik, pengkaderan susah di jalankan. Kedua penguatan kader, bila perlu ada program nyata untuk kader di akar rumput sehingga ada ikatan batin yang lebih kuat di partai Golkar dan lebih tertanam di hati sanubari kader. (rie)
*Sumber: Harian Equator 24/03/2010
Selasa, 09 Maret 2010
Wartawan Tak Boleh Meliput
Rekontruksi Dugaan Pembunuhan Bayi
NGABANG. Kasus dugaan pembunuhan jabang bayi kemudian dikubur oleh ibunya sendiri yakni Al,20, warga Dusun Air Pongok Kecamatan Mandor, Kamis (11/2) lalu. Pihak polisi menggelar rekontruksi ulang di belakang Mapolres Landak, Selasa (9/3) siang kemarin. Tapi sangat disayangkan proses rekontruksi berlangsung tertutup tidak diperbolehkan wartawan meliput dan mengambil gambar dengan alasan takut ada komplen karena tersangka perempuan dilindungi UU Perlindungan Perempuan dan Anak.
“Tolong jangan di foto, inikan sudah dilindungi dengan UU tentang perlindungan perempuan dan anak. Nanti kalau di ekspos kita pula disalahkan. Sebenarnya juga petugas yang rekontruksi khusus. Tak boleh laki-laki,” ujar Kasat Reskrim Polres Landak AKP Abdul Rachman kepada wartawan, siang kemarin.
Dari pantauan Equator, proses rekontruksi berlangsung lancar dengan 15 adegan dipandu Kanit Reskrim Polsek Mandor Bripka Yusnadi Muhali dan sejumlah petugas dari Polres Landak. Tersangka Al langsung memeragakan satu demi satu. Sedangkan bayi sebagai anak tersangka diganti dengan boneka.
Berawal, Rabu (10/2) lalu sekitar pukul 16.00 tersangka yang sudah mengandung merasa mulas dibagian perutnya. Kemudian ia membawa kain dan ember menuju hutan dibelakang rumah dengan niat buang air besar. Namun, setelah jongkok dengan niat membuang air besar, langsung melahirkan si jabang bayi. Tersangka langsung mengangkat bayi tersebut dan mengelus bagian kepala nya. Kemudian bayi diletakan dan dibungkus kain kemban. Proses rekontruksi tidak jelas, apakah bayi saat dilahirkan masih hidup atau sudah meninggal dunia.
Kurang lebih 30 menit, kemudian tersangka membungkus bayi dan memasukan di dalam ember untuk dibawa pulang. Tersangka masuk melalui pintu belakang dan mengambil cangkul, kemudian kembali lagi di hutan untuk menguburkan anaknya dan ditutup daun simpur.
Diberitakan sebelumnya, saat penemuan mayat bayi, pada 11 Februari lalu. Kepada Equator, tersangka mengaku saat itu dirinya merasa pusing kepala dan minum obat paramek. Setelah pukul 16.00 perutnya terasa mules dan mau buang air besar, lalu ia pergi ke hutan dibelakang rumah untuk buang air karena WC di sungai banjir. “Setelah di hutan saya langsung melahirkan dan bayi itu keluar sudah meninggal lalu saya pulang ke rumah mengambil cangkul dan di kuburkan di tempat saya melahirkan itu di dalam hutan,” tutur Al.
Ketika ditanya siapa ayah si bayi tersebut? Al mengaku pernah dua kali berhubungan bahan dengan pacarnya Jl di lokasi penghijauan Bukit Soeharto Mandor pada malam hari sekitar tujuh bulan lalu. “Sesudah berhubungan saya menemui pacar saya, saya bilang bulan ini saya tidak datang bulan tapi dia katakan gugurkan saja kandunganmu karena saya mau nikah dengan gadis lain,” katanya. (rie)
*Sumber: Harian Equator 10/03/2010
NGABANG. Kasus dugaan pembunuhan jabang bayi kemudian dikubur oleh ibunya sendiri yakni Al,20, warga Dusun Air Pongok Kecamatan Mandor, Kamis (11/2) lalu. Pihak polisi menggelar rekontruksi ulang di belakang Mapolres Landak, Selasa (9/3) siang kemarin. Tapi sangat disayangkan proses rekontruksi berlangsung tertutup tidak diperbolehkan wartawan meliput dan mengambil gambar dengan alasan takut ada komplen karena tersangka perempuan dilindungi UU Perlindungan Perempuan dan Anak.
“Tolong jangan di foto, inikan sudah dilindungi dengan UU tentang perlindungan perempuan dan anak. Nanti kalau di ekspos kita pula disalahkan. Sebenarnya juga petugas yang rekontruksi khusus. Tak boleh laki-laki,” ujar Kasat Reskrim Polres Landak AKP Abdul Rachman kepada wartawan, siang kemarin.
Dari pantauan Equator, proses rekontruksi berlangsung lancar dengan 15 adegan dipandu Kanit Reskrim Polsek Mandor Bripka Yusnadi Muhali dan sejumlah petugas dari Polres Landak. Tersangka Al langsung memeragakan satu demi satu. Sedangkan bayi sebagai anak tersangka diganti dengan boneka.
Berawal, Rabu (10/2) lalu sekitar pukul 16.00 tersangka yang sudah mengandung merasa mulas dibagian perutnya. Kemudian ia membawa kain dan ember menuju hutan dibelakang rumah dengan niat buang air besar. Namun, setelah jongkok dengan niat membuang air besar, langsung melahirkan si jabang bayi. Tersangka langsung mengangkat bayi tersebut dan mengelus bagian kepala nya. Kemudian bayi diletakan dan dibungkus kain kemban. Proses rekontruksi tidak jelas, apakah bayi saat dilahirkan masih hidup atau sudah meninggal dunia.
Kurang lebih 30 menit, kemudian tersangka membungkus bayi dan memasukan di dalam ember untuk dibawa pulang. Tersangka masuk melalui pintu belakang dan mengambil cangkul, kemudian kembali lagi di hutan untuk menguburkan anaknya dan ditutup daun simpur.
Diberitakan sebelumnya, saat penemuan mayat bayi, pada 11 Februari lalu. Kepada Equator, tersangka mengaku saat itu dirinya merasa pusing kepala dan minum obat paramek. Setelah pukul 16.00 perutnya terasa mules dan mau buang air besar, lalu ia pergi ke hutan dibelakang rumah untuk buang air karena WC di sungai banjir. “Setelah di hutan saya langsung melahirkan dan bayi itu keluar sudah meninggal lalu saya pulang ke rumah mengambil cangkul dan di kuburkan di tempat saya melahirkan itu di dalam hutan,” tutur Al.
Ketika ditanya siapa ayah si bayi tersebut? Al mengaku pernah dua kali berhubungan bahan dengan pacarnya Jl di lokasi penghijauan Bukit Soeharto Mandor pada malam hari sekitar tujuh bulan lalu. “Sesudah berhubungan saya menemui pacar saya, saya bilang bulan ini saya tidak datang bulan tapi dia katakan gugurkan saja kandunganmu karena saya mau nikah dengan gadis lain,” katanya. (rie)
*Sumber: Harian Equator 10/03/2010
SDN 20 Mandor Nyaris Ambruk
*Butuh Perhatian Pemkab Landak
MANDOR. Gedung SDN 20 Mandor yang dibangun sekitar 30 tahun silam saat ini kondisinya memprihatinkan dan nyaris ambruk. Karena kayu penyangga atap sudah rapuk. Pemkab Landak diminta segera memperhatikan untuk segera merehap.
Pantauan Equator, SDN dengan jumlah murid ratusan itu yang tiap hari mengikuti proses belajar-mengajar sangat dikhawatirkan dengan ambruknya atap khususnya di ruang kelas lima. Karena, tiang dan penyangga sudah banyak rapuk. Maka, pihak sekolah mengantisipasi dengan memasang tiang sementara untuk menahan takut roboh. “Saya takut juga pak, karena atap mau ambruk,” ujar seorang siswa lima yang namanya enggan dipublikasikan ketika Equator bertandang di SDN 20 Mandor, baru-baru ini.
Sementara itu, Kepala SDN 20 Mandor Palentina Alinas mengaku pihaknya sudah melaporkan dan mengajukan rehab ruangan sekolah yang digunakan selama ini sudah nyaris roboh. “Tiang yang sudah lapuk terpaksa kita usahakan di pasang tiang sementara untuk menahan saja. Jika kita lihat memang cukup mengkhawatirkan, kalau roboh pada waktu siswa sedang belajar,” ungkapnya.
Ia mengatakan, sekolah itu ruangannya hanya enam lokal saja, sedangkan kantor untuk guru tidak ada sejak sekolah ini di bangun, untuk ruangan kantor guru terpaksa menggunakan rumah dinas guru. “Kita berharap untuk tahun akan datang sekolah ini mendapat perehapan dan penambahan lokal dan ruang kantor guru,” ujar Palentina.
Sementara, Suriana salah satu guru SDN 20 Mandor menceritakan sejak tahun 1998, dirinta mengajar dan tinggal di rumah dinas guru. Memang rumah dinas yang dia tempati juga belum pernah direhap, sedangkan rumah itu di tempati olehnya. Kondisi rumah sudah banyak yang lapuk sebenarnya sudah tidak layak di tempati, kalau hujan semua bocor. “Kita hanya bisa memperbaiki yang rusak ringan saja kalau sudah terlalu berat kita tidak mampu. Kalau kita pindah rumah banyak pertimbangan, karena mau pindahkan listrik dan air ledeng, jadi kita tetap bertahan menempati rumah dinas dan berharap ada perehapan rumah dinas yang ditempati,” ungkapnya.(rie)
*Sumber" Harian Equator 10/03/2010
Silaturahmi Perguruan Al Hikmah Sukses
MANDOR. Pelaksanaan silaturahmi ikhwan atau anggota Yayasan Perguruan Al Hikmah Wilayah Kalbar yang dihelat 26-27 Februari di areal Makam Juang Mandor berlangsung sukses. Agenda tahunan itu dihadiri utusan masing-masing wilayah diantaranya Mempawah, Sungai Pinyuh, Anjongan, Mandor, Pontianak, Karangan, Ngabang, Beduai, Balai Karangan, Singkawang, Sintang dan Tayan.
Menurut Ketua Panitia Zainuddin, latar belakang digelarnya kegiatan ini sesuai AD/ART Yayasan Perguruan Al Hikmah Wilayah Kalbar yang sudah berdiri sejak 1992 berpusat di Kota Mempawah Kabupaten Pontianak dan berada asuhan perawat H Bastaman BSc. “Nah dalam rangka melakukan ukhuwah Islamiyah melalui dakwah bilhal yaitu berdakwah sambil berbuat kebajikan membela kaum yang lemah, miskin, dan yang teraniaya baik dalam segi kehidupan maupun agama,” ungkap Zainuddin.
Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang sudah disepakati bersama untuk dilaksanakan setiap memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Upaya untuk meningkatkan silaturahmi keluarga besar Yayasan Perguruan Al Hikmah wilayah Kalbar dimana para ikhwan dan anggotanya tersebar di kabupaten dan kecamatan di Kalbar ini. “Mempersatukan, menyeragamkan semua langkah tindakan yang diperkukan dalam rangka peningkatkan iman dan takwa serta ukhuwah Islamiyah, sesuai yang terkandung dalam syariat ajaran agama Islam yang berdasarkan Al Quran dan Assunah serta amalan-amalan ilmu hikmah,” ungkap Zainuddin.
Sementara itu, Ketua Yayasan Perguruan Al Hikmah Wilayah Kalbar H Bastaman BSc mengucapkan terima kasih kepada pihak panitia pelaksana yang telah memfasilitasi kegiatan tersebut. Kemudian ucapan terima kasih juga disampaikan kepada kepala desa Mandor yang telah memberikan izin tempat pelaksanaan kegiatan.
“Tahun kita mengelar pertemuan di Singkawang dan tahun ini Makam Juang Mandor. Di makam juang ini sekitar ada 22 ribu pahlawan kita, jadi ikhwan Al Hikmah kita menguji mental sampai jauh mana pengatahuan tauhid mereka kepada Allah. Karena kegiatan ini selain memperingati Maulid Nabi, kita gelar tafakur bersama khususnya bagi ikhwan yang bergabung,” tukasnya.
Pantauan Equator, kegiatan silaturahmi ikhwan Perguruan Al Hikmah yang berlangsung dua hari itu, telah digelar sejumlah rangkaian kegiatan diantanya, silaraman rohani Maulid Nabi Besar Muhammad SAW dengan penceramah Ustad H Mujahit, tafakur bersama, peragaan senam dan jurus-jurus Al Hikmah dan atraksi lainnya juga ditampilkan dalam kegiatan tersebut. (rie)
*Sumber: Equator 01/03/2010
Langganan:
Postingan (Atom)