Selasa, 09 Maret 2010

Wartawan Tak Boleh Meliput

Rekontruksi Dugaan Pembunuhan Bayi

NGABANG. Kasus dugaan pembunuhan jabang bayi kemudian dikubur oleh ibunya sendiri yakni Al,20, warga Dusun Air Pongok Kecamatan Mandor, Kamis (11/2) lalu. Pihak polisi menggelar rekontruksi ulang di belakang Mapolres Landak, Selasa (9/3) siang kemarin. Tapi sangat disayangkan proses rekontruksi berlangsung tertutup tidak diperbolehkan wartawan meliput dan mengambil gambar dengan alasan takut ada komplen karena tersangka perempuan dilindungi UU Perlindungan Perempuan dan Anak.
“Tolong jangan di foto, inikan sudah dilindungi dengan UU tentang perlindungan perempuan dan anak. Nanti kalau di ekspos kita pula disalahkan. Sebenarnya juga petugas yang rekontruksi khusus. Tak boleh laki-laki,” ujar Kasat Reskrim Polres Landak AKP Abdul Rachman kepada wartawan, siang kemarin.
Dari pantauan Equator, proses rekontruksi berlangsung lancar dengan 15 adegan dipandu Kanit Reskrim Polsek Mandor Bripka Yusnadi Muhali dan sejumlah petugas dari Polres Landak. Tersangka Al langsung memeragakan satu demi satu. Sedangkan bayi sebagai anak tersangka diganti dengan boneka.
Berawal, Rabu (10/2) lalu sekitar pukul 16.00 tersangka yang sudah mengandung merasa mulas dibagian perutnya. Kemudian ia membawa kain dan ember menuju hutan dibelakang rumah dengan niat buang air besar. Namun, setelah jongkok dengan niat membuang air besar, langsung melahirkan si jabang bayi. Tersangka langsung mengangkat bayi tersebut dan mengelus bagian kepala nya. Kemudian bayi diletakan dan dibungkus kain kemban. Proses rekontruksi tidak jelas, apakah bayi saat dilahirkan masih hidup atau sudah meninggal dunia.
Kurang lebih 30 menit, kemudian tersangka membungkus bayi dan memasukan di dalam ember untuk dibawa pulang. Tersangka masuk melalui pintu belakang dan mengambil cangkul, kemudian kembali lagi di hutan untuk menguburkan anaknya dan ditutup daun simpur.
Diberitakan sebelumnya, saat penemuan mayat bayi, pada 11 Februari lalu. Kepada Equator, tersangka mengaku saat itu dirinya merasa pusing kepala dan minum obat paramek. Setelah pukul 16.00 perutnya terasa mules dan mau buang air besar, lalu ia pergi ke hutan dibelakang rumah untuk buang air karena WC di sungai banjir. “Setelah di hutan saya langsung melahirkan dan bayi itu keluar sudah meninggal lalu saya pulang ke rumah mengambil cangkul dan di kuburkan di tempat saya melahirkan itu di dalam hutan,” tutur Al.
Ketika ditanya siapa ayah si bayi tersebut? Al mengaku pernah dua kali berhubungan bahan dengan pacarnya Jl di lokasi penghijauan Bukit Soeharto Mandor pada malam hari sekitar tujuh bulan lalu. “Sesudah berhubungan saya menemui pacar saya, saya bilang bulan ini saya tidak datang bulan tapi dia katakan gugurkan saja kandunganmu karena saya mau nikah dengan gadis lain,” katanya. (rie)

*Sumber: Harian Equator 10/03/2010

Tidak ada komentar: