Minggu, 28 Juni 2009



Peringatan Hari Berkabung Daerah





Upacara HBD Bupati Banyak Tak Hadir

*Warga Banyak Bandel Pasang Bendera

MANDOR. Peringatan Hari Berkabung Daerah (HBD) di Makam Juang Mandor, 28 Juni kemarin tampaknya masyarakat masih kurang menyadari untuk pemasangan bendera setengah tiang. Upacara pagi kemarin, Gubernur Kalbar Cornelis langsung menjadi inspektur upacara. Hadir juga Wakil Gubernur Christiandy Sanjaya, Sekda Kalbar Syakirman, sedangkan Bupati se Kalbar yang hadir hanya Bupati Landak Adrianus As dan Wakil Bupati Agustinus Sukiman, Wakil Bupati Pontianak Rubijanto. Sedangkan bupati lainnya tak hadir. “Saya sudah teken surat agar tanggal 28 Juni pasang bendera setenagh tinag, ini orang kota Pontianak malah tak menaikan, pusing aku,” ujar Cornelis usai melakukan ziarah di sejumlah makam, kemarin.
Untuk itu, tentang pemasangan bendera setengah tiang ini memang perlu dilakukan sosialisasi kepada lapisan masyarakat. Karena hingga saat ini masih ada warga yang tidak memasang. “Jadi perlu disosialisasi, kalau zaman dulu perlu disuluh lagi. Tapi sebenarnya saat ini sudah zaman teknologi dan informasi sudah global,, tapi kadang kita masih kurang pedulu,” ujar Cornelis mantan Bupati Landak ini.
*PETI harus dihentikan
Gubernur Cornelis juga meminta masyarakat menghentikan aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kalbar ini, khususnya di Mandor Kabupaten Landak. Apalagi di kawasan Makam Juang Mandor jangan sampai diganggu. Upaya penertiban selama ini sudah dilakukan oleh aparat terkait hanya memang belum direklamasikan.
“PETI sudah lama ditutup cuman belum direklamasi. Karena daerah hutan tak bisa diganggu sekitar 900 hektare. Kita minta dihentikan, kita sudah ada upaya meneribkan,” kata Cornelis.
Sedangkan lokasi eks PETI untuk diminta kepada Bupati Landak untuk melakukan upaya pengelolaan apakah ditanami pohon agar tidak lagi gersang. “Mungkin pak Bupati sudah menanam sengon yang sudah hidup,” ujarnya singkat.
Kepala Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Provinsi Kalbar, Agus Aman menegaskan, untuk masalah PETI, pemerintah tetap komitmen, kepada semua yang melakukan perbuatan yang melanggar hukum akan ditindak. Tapi dalam melakukan tindakan hukum pemerintah juga akan memperhatikan atau memberikan solusi.
“Pastinya bagaimana caranya agar PETI masyarakat di lokalisir dan di akomodir dalam sebuah perizinan, misalnya melalui Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR), dan ini yang harus kita lakukan ke depan. Sehingga dalam penertiban tidak akan menimbulkan gejolak,” ujar Agus Aman usai upacara HBD di Mandor, kemarin.
Dia melihat, di Mandor ini hanya tinggal bekas PETI saja. Sedangkan jika dilihat se Kalbar ini tidak semua kabupaten terdapat aktivitas PETI dan hanya ada di Landak, Bengkayang, Sambas, Kabupaten Pontianak dan Ketapang. “Kalau daerah mana yang parah, saya tidak bisa bicara apakah Landak atau mana,” ujar Agus Aman.
Ia menambahkan, soal reklamasi terhadap PETI mestinya si pelaku tambang yang melakukan reklamasi atau masyatakat setempat. “Nanti akan kita coba, bekas PETI ini apakah bisa di akomodir dalam anggaran pemerintah,” tandas Agus Aman. (rie)

Kebersihan Makam Jangan hanya Menjelang HBD

*Gubernur: Tak Perlu Dibentuk UPT Makam Mandor

MANDOR. Setiap menjelang peringatan upacara Hari Berkabung Daerah (HBD) di Makam Juang Mandor pihak panitia mulai dari kabupaten, kecamatan dan desa disibukan untuk ‘menyulap’ areal makam agar bersih. Ke depan diharapkan untuk pemeliharan seperti kebersihan bisa dilakukan setiap bulan atau triwulan sekali.
“Sebenarnya untuk kebersihan di makam juang agar dilakukan secara rutin jangan hanya ketika akan dilakukan ziarah saja,” ujar Camat Mandor Marius Baneng SE kepada Equator usai upacara HBD, Minggu (28/6).
Pihaknya sudah mengajukan ke dinas sosial dan kantor kebersihan Kabupaten Landak untuk pemelihara taman makam, agar mereka mengajukan ke dinas provinsi bahwa untuk pemeliharaan dan kebersihan makam juang Mandor dikembalikan di kabupaten Landak. “Apalagi kita di kabupaten sudah ada kantor kebersihan dan penataan pertamanan, jadi kantor baru itulah yang menjadi harapan kita,” kata Marius.
Sedangkan untuk pemagaran yang sudah ada saat ini, menurut Marius, itu dilaksanakan dinas provinsi, karena dananya juga dana provinsi, kabupaten tidak pernah mengalokasikan dana itu. Mudah-mudahan nanti akan dialihkan di kabupaten, karena kabupaten juga sudah ada dinas baru, yaitu dinas pemuda olah raga kebudayaan dan pariwisata sehingga dengan diberikan kewenangan kabupaten, proses pemeliharaan akan lebih efektif. “Mungkin ada pengembangan-pengembangan untuk memperkaya situs budaya kita ini, sekaligus Makam Juang Mandor ini bisa dijadikan obyek wisata sejarah dan budaya,” tegas Marius.
Sekretaris Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Landak, Alexsius Asnanda mengatakan, penjaga di Makam Juang Mandor ini ada dua orang yang honornya langsung dari pemerintah Provinsi Kalbar. Sedangkan untuk perawatan, memang jika dilihat dari Perda No.5 tahun 2007 tentang peristiwa Mandor sebagai HBD dan Makam Juang Mandor sebagai monumen daerah provinsi Kalbar, kedepan bisa dibentuk semacam lembaga, unit, badan atau apa namanya yang jelas dibawah naungan Pemerintah provinsi. “Sehingga pemeliharaan akan lebih efektif,” kata Alex.
Sedangkan pihak Pemkab Landak memang merasa terpanggil untuk bertanggungjawab untuk melestarikan situs sejarah ini dan menghargai pejuang kita. Maka dari itu untuk pengelolaan kebersihan akan melihat perkembangan yang akan dibuat kebijakan dari pemeintah provinsi. “Untuk kebersihan akan kita tingkatan, tidak hanya pada saat HBD kita sibuk. Mungkin nantinya bisa tiap bulan, tri wulan, untuk membersihkan, apakah itu di tebas. Kita akan koordiansi dengan pihak kantor Kebersihan Landak. Apalagi tahun ini Kota Ngabang mendapat penghargaan dibidang kebersihan,” tandas Alex.
Sementara itu, Gubernur Kalbar, Drs Cornelis MH kepada wartawan ketika disinggung masalah pembentukan SOPD baru berupa Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Makam Juang Mandor yang diharapkan bisa lebih efektif dalam pengelolaan situs sejarah ini. Dia mengatakan tidak perlu. “Tak perlu lah UPT, nambah pegawai, tambah beban anggaran lagi, repot,” jawab Cornelis singkat. (rie)

Rabu, 24 Juni 2009

Anggrek Mandor Tampil Pameran di Tanggerang


*Produksi Orchid Dwi Agro Mandiri Kayuara

MANDOR. Diam-diam Kabupaten Landak kaya akan potensi tanaman hias seperti anggrek. Orchid Dwi Agro Mandiri Kayuara Kecamatan Mandor salah satu penangkar tanaman hias ikut menampilkan sejumlah tanaman hias di Pekan Plori dan Plora Nasional (PF2N) 2009 di Tanggerang City Provinsi Banten yang berlangsung 24-29 Juni.
“Harapan kami dapat memperkenalkan dan mempromosikan ragam tanaman hias anggrek spesies alam dan buah lokal Kalbar khususnya daerah Landak kepada kalangan investor baik dalam negeri dan manca negara,” ungkap Suranto, S.PKP selaku Manager Orchid.
Menurut dia, dari kegiatan ini diharapkan akan terciptanya jaringan pasar yang lebih luas, sehingga pada akhirnya akan menjadi peluang usaha dan penciptaan lapangan kerja baru di sektor Agro Budidaya Tanaman Hias khususnya anggrek spesialis alam dan selanjutnya kelestarian alam Kalbar khususnya Kabupaten Landak akan tetap terjaga. “Kami juga mengucapkan dukungan kepada Ketua Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Landak, Ny. Maria Bernadetha Adrianus yang telah sudi memberikan dukungan atas keberangkatan kami di pameran di Tanggerang,” ujar Suranto didampingi Mulyani SPD selaku Promotionmarket.
Adapun jenis produk yang dipamerkan dalam PF2N tersebut diantaranya, Anggrek Spesies (anggrek alam) meliputi, Dendrobium (Singkawangense, Flickingeria, Microglaphys, Leonis, Anosmum), Cymbidium (Finlaysonianum), Bulbophylum (Becarii, Medusae, Macrantum), Phalaenopsis (Belina atau anggrek bulan,Pantherina), Gramatophylum (Anggrek macan atau tebu), Flickinggeria Grandiflora, Nephentis atau Kantong Semar (Bicalcarata, Faflesiana, Ampuraria). Kemudian Lumut (Moss Lokal) sebagai media anggrek.
“Nah, inilah yang kami bawa di Tanggerang, jika dilihat menang selama ini kurangnya perhatian masyarakat akan potensi alam, sebagai aset yang mampu memberikan pencerahan warga sebagai sumber ekonomi. Maka perlunya penangkaran anggrek spesies daerah Landak khususnya di Mandor, sehingga kelestarian tanaman hias seperti anggrek tetap terjaga,” tandas Suranto. (rie)

Selasa, 23 Juni 2009

Mandor Akan Dibangun Pabrik Bauksit

*PT Antam Sedang Eksplorasi

NGABANG. PT Aneka Tambang (Antam) Tbk salah satu perusahaan pertambangan bauksit yang sedang melakukan eksplorasi di Kabupaten Landak yakni Mandor, Menjalin dan Karangan. Untuk pabrik pengolaan harus di bangun di Kecamatan Mandor. Karena Mandor sudah ditetapkan areal industri oleh Pemkab Landak.
“Kita akan memfasilitasi dan memberikan intensif satu paket pendirian pabrik termasuk izin Amdalnya, jadi investor tinggal bangun pabrik saja. Kecuali listrik kita tidak bisa menanggung,” ungkap Bupati Landak DR Drs Adrianus Asia Sidot Msi saat acara ekspos dari PT Antam di aula kantor bupati, Jumat (12/6).
Sedangakn untuk air, pabrik bisa menggunakan eks tambang emas yang banyak di kawasan Mandor tersebut. Selain itu, diharapkan adanya dibangun pabrik di kawasan Kabupaten Landak ini bisa menyerap tenaga kerja bagi masyarakat. “Karena selama ini masyarakat masih banyak butuh pekerjaan,” ujar Adrianus.
Terpisah, Arif Tiammar sebagai Kepala Projec Smelter Grade Alumnia (SGA) PT.Antam Tbk kepada wartawan mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan penyidikan umum di Mempawah, Toho Kabupaten Pontianak dan Mandor, Menjalin, Karangan Kabupaten Landak. “Jadi sebagian besar di Landak sehingga secara segi ekonomis untuk dibangun pabrik,” katanya.
Ia mengatakan, PT. Antam melakukan penyidikan sejak tahun 2006, sehingga kalau untuk kapan produksi pastinya akan mengikuti scadul pabriknya. Jika 2014 sudah harus beroperasi. Berarti mulai 2010 tahun depan harus sudah siap-siap, karena tahap awal memerlukan minimal 3,5 juta ton produksi dan itu tidaj mudah. “Jadi mesti harus ada persiapan tambang, transporasi dan lainnya jadi jelas memakan waktu 3-4 tahun, maka tahun 2010 harus sudah siap-siap,” terang Arif.
Sedangkan terkait sismtem pengerjaan tambang bauksit berbeda dengan tambang lainnya apalagi saat ini lagi marak tambang emas liar. Pertambangan bauksit dengan perusahan asing pastinya akan memperhatikan lingkungan yang memang didukung dengan Amdal.
“Perusahaan asing datang kan tak mungkin membuat onar, sehingga diterima oleh lapisan masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk segi tenaga kerja juga akan memperhatikan masyarakat lokal. Untuk tenaga kerja formalnya di perusahaan saha mencapai 2100. Nah, untuk non formal tentu lebih banyak. Misalnya seorang operator mesin pasti perlu makan. Jadi untuk dukungan logistik perusahaan dan karyawannya diserahkan kepada pengusaha lokal Kabupaten Landak ini.
“Jadi jika pabrik bauksit ini sudah berdiri, secara otomatis akan berdampak pertumbahan ekonomi, selain untuk masyarakat sendiri juga pemerintah daerah,” tandas Arif. (rie)

Sudah Empat Perusak Polsek Mandor Ditahan

LANDAK. Setelah satu orang pelaku perusak Mapolres Mandor, AJ warga Dusun Sanggau Pelaik, Sanggau ditangkap dan diamankan di Polda Kalbar. Kembali Polres Landak menciduk tiga tersangka baru yakni JL, ST, CC masing-masing adalah warga Mandor. “Senin (23/6) kita panggil mereka untuk diperiksa, mereka sempat berkelit tapi akhirnya mengaku, maka kita tetapkan tersangka dan sudah kita masukan dalam tahanan,” kata Kasat Reskrim Polres Landak, AKP Hujra Soemena Sik dikonfirmasi Equator di kantornya, Selasa (23/6) kemarin.
Tiga tersangka ini adalah provokator dan sekaligus perusak dalam insiden 8 Juni lalu. Kemudian MR saat ini masih tahap pemeriksaan, sedangkan AT, masih belum dipanggil dan dia juga ditetapkan tersangka. “Dia juga akan kita panggil,” ujar Hujra.
Menurut Hujra, hingga kemarin yang sudah ditetapkan tersangka berjumlah empat orang, satu orang sudah diamankan di Polda. Sedangkan tersangka yang baru sementara masih di tahahan Mapolres Landak. Sedangkan kasus ini akan tetap dilakukan pengembangan dan penyelidikan, karena MK juga saat diperika ada menyebut dua orang yang terlibat dalam perusakan kantor Polsek tersebut. “Jadi, akan kita kembangkan terus, jika masih bada pelaku lain akan kita panggil,” kata Hujra seraya menambahkan, pelaku perusak Polsek ini dijerat Pasal 170 Junto 160 KUHP.
Terpisah, Kapolres Landak AKBP Drs. Tony Ep Sinambela Msi mengatakan, polisi melakukan penangkapan pelaku perusak Polsek berdasarkan saksi-saksi seperti tersangka Aj yang sudah ditangkap lebih dulu dan didukung saksi-saksi lain. “Dari keterangan saksi cukup bukti maka kita lakukan penangkapan dan dijadikan tersangka,” kata Tony kepada wartawan usai penghadiri pembukakan POPDA Landak di lapangan Bardan Ngabang, kemarin.
Dia menegaskan, dari tersangka yang sudah diamanakan. Akan dilakukan proses penyelidikan dan penyidikan. Jika memang ada tersangka lain akan dilakukan penangkapan. “Masih kita kembangkan terus,” ujarnya seraya menambahkan, untuk kerusakan Mapolsek Mandor sudah diperbaiki. (rie)

Selasa, 09 Juni 2009

Polsek Mandor Diserang Pekerja PETI

MANDOR. Ditengara sekitar 500 pekerja Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) menyerang Kantor Polsek Mandor sekitar pukul 21.00, tadi malam Penyerangan menyusul ditertibkannya penambangan liar di cagar alam Pasiran, Senin (8/9) pukul 13.00. Seraaang¦!! Seraaang !!! teriak massa dengan marah menyerang Mapolsek yang terletak di pinggir jalan raya kawasan pasar. Massa yang sejak sore sudah berkumpul di pasar dengan mudah dan bergelombang mencapai kantor polisi. Dengan balok dan batu mereka menderaikan semua kaca jendela dan lampu serta peralatan yang ada. Tak jelas siapa yang memimpin penyerangan, sehingga semua personil polisi angkat kaki menyelamatkan diri. Amuk warga menyebabkan suasana sangat mencekam oleh teriakan para penyerang. Kendaraan terhambat sekitar lima ratus meter dari lokasikejadian sehingga macet ratusan meter. “Suasana benar-benar mencekam. Saya tak berani mendekat kerumunan,” kata seorang warga yang sempat melintas. Amuk warga itu dipicu penertiban PETI di daerah Pasiran, kawasan cagar alam di Mandor pukul 13.00. Puluhan anggota Polres dan Polsek Mandor mengobrak-abrik pondok pekerja dan dibakar. Mesin dompeng diangkut untuk dijadikan barang bukti. Operasi berlangsung hingga sore. Sukses melakukan penertiban, tim itu pulang membawa barang bukti. Sekitar pukul 18.30, mobil lewat di Pasar Mandor. Sejumlah ibu-ibu tanpa dikomando mengadang mobil Dalmas Polres dan melemparinya. Melihat gelagat tak baik, seluruh anggota tim langsung tancap gas menuju Ngabang. Ternyata massa penambang makin ramai berkumpul di pasar. Sekitar dua jam setelah aksi pelemparan itu, pekerja PETI yang pondoknya dibakar tiba di Pasar Mandor. Mereka pun menyatu hingga hingar bingar dengan kemarahan. “Saya perkirakan jumlah massa mencapai 500 an,” kata sumber Equator di pasar Mandor. Mungkin karena tim Polres kembali ke Ngabang, sekitar 21.00, massa menyerang kantor Polsek Mandor. Suasana gelap gulita karena lampu-lampu dipecahkan massa. Yang ada hanya kerumunan massa yang berteriak-teriak emosional sambil melampiaskan amarah. Jalan macet total. Kendaraan dari dan ke arah Pontianak terhadang masa. “Saya perkirakan macet mencapai satu kilo meter. Itu pasti akan bertambah lagi, karena aksi massa belum berakhir,” kata seorang yang lolos dari kerumunan massa. Sampai berita ini diturunkan, suasana Pasar Mandor masih mencekam. Belum ada bantuan dari pihak Polres maupun Polda. Sementara massa masih terlihat emosial dan mengurung kantor itu. “Mereka adalah pekerja PETI. Sementara orang pasar Mandor lebih banyak nonton,” kata sumber Equator. Sekitar pukul 22.20, tiga truk Dalmas yang mengangkut satuan Brimob Polda Kalbar dikerahkan dan melintas ke arah jembatan Landak. Diperkirakan Pontianak-Mandor 79 Km akan ditempuh pasukan dalam 1,5 jam ke lokasi. Sementara, kendati massa penyerang mulai tenang, namun mereka menunggu perkembangan. Sampai lewat pukul 23.00, Kapolda Brigjen Pol Drs Edwin TP Lumban Tobing yang sudah meluncur ke lokasi, tidak berhasil dihubungi via HP-nya. ”Kapolda sudah ke lokasi bersama satuan Brimobdari Pontianak. Polisi juga di back up oleh pasukan TNI yang dikerahkan beberapa saat setelah kejadian. Massa berangsur dapat dikendalikan,” ujar Kabid Humas Polda Kalbar, AKBP Drs Suhadi,Msi kepada Equator. Operasi Penertiban Kapolres Landak AKBP Drs Tony Ep Sinambela Msi dikonfirmasi pukul 21.45 membenarkan telah kejadian penyerangan itu. “Ya, benar kejadian itu. Warga marah setelah kita menertibkan PETI,” katanya dihubungi, tadi malam. Apa yang dilakukan untuk menertibkan massa? “Baru saja saya mengirim anggota ke Mandor untuk menghalau mereka. Sekarang mungkin dalam perjalanan,” jawabnya singkat. Kabid Humas Polda Kalbar, AKBP Suwadi SW,MSi lewat telepon genggamnya sekitar pukul 21.55 belum bisa memberikan penjelasan karena harus mengontak anggota di Mandor. Polres Landak memang gencar melakukan operasi penertiban PETI. Selasa (26/5) lalu polisi berhasil
menertibkan PETI di Desa Kayu Ara Kecamatan Mandor dan menyita barang bukti (BB) berupa mesin dompeng empat buah dan peralatannya. Sebanyak tujuh karyawan PETI dimasukan sel Mapolres Landak. Sebagai tersangka, Taufik Wibowo, Jumadi, Edo, Sunardi, Miswan, Eton, Agus. Mereka warga asal Sintang dan Kabupaten Pontianak. Sementara bos atau cukong masih diburu hingga saat ini, yakni Tambah Wahono dan Laman, warga kayu Manis Sintang. Kemudian Selasa (2/6), operasi kembali dilancarkan di Dusun Lian Sipi Desa Mandor. Petugas mengamankan dua mesin dompeng yang sedang bekerja tapi yang satu set anak buahnya sudah kabur. Lima orang anak buahnya yaitu Sr, St, Jm, Tn dan Tt, bersama barang bukti mesin dompeng yang masih terpasang diamankan di Mapolres Landak. Sedangkan bos pemilik mesin bernama Tawang masih buron hingga saat ini. (rie)