Senin, 29 Maret 2010
Kampus Belajar Mahasiswa STAI Tiara Diresmikan
*Bupati: Pendidikan Tanggungjawab Kita Semua
MANDOR. Kampus Belajar Mahasiswa (KBM) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tiara Kabupaten Landak di Dusun Liansipi Kecamatan Mandor diresmikan Bupati Dr. Adrianus Asia Sidot dan Rektor STAI Tiara Prof.Dr.H.Nur Amin Fattah,MM dengan ditandai penandatangan batu prasasti, Minggu (27/3). Acara dihadiri Korwil Provinsi Kalbar Nur Said SH, Korwil Kabupaten Pontianak Ridwan S.Pd.I, Ketua KBM STAI Tiara Landak Korwil Landak Uts Arif Chandra S,Sos didampingi Wakil Korwil Landak Mulyani S.Pd, Camat Mandor Marius Baneng SE, Ketua Panitia Peresmian Drs Rajiman, tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat setempat.
Bupati Adrianus mengatakan, pendidikan sangat penting untuk diutamakan. Karena di zaman sekarang ini pendidikan bukan tanggungjawab guru saja melainkan tanggung jawab semua pihak. Orang tua harus bertanggung jawab kepada anaknya, agar tidak ada lagi anak yang tidak sekolah. “Orang tua juga harus lebih banyak mendidik anak dibandingkan guru yang hanya beberapa jam saja mengajar di sekolah. Maka saya, mengajak agar kita bersama mendidik anak belajar, karena belajar adalah tanggung jawab kita semua,” tegas Adrianus.
Penggelola KBM Koordinator Wilayah Landak Ust Arif Chandra,S.Sos menjelaskan, seiring perkembangan zaman dan arus globalisasi yang semakin menantang dan pemerintah terus melakukan perubahan maupun revisi dalam bidang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi. “Hal itu terbukti dengan terbitnya Peraturan Mendiknas No 30 tahun 2009 tentang penyelenggaraan program studi di luar domisili perguruan tinggi tertanggal 1 Juli 2009,” urai Arif.
Selanjutnya, memberikan jawaban tentang edaran larangan kelas jauh yang berkali-kali di terbitkan No.2559/D/T/97 tanggal 21 Oktober 1997, nomor. 595/D5.T/2007 tanggal 27 Februari 2007 dan No.028/008/212/KL/2007 tanggal 2007. Para pakar hukum dunia pendidikan maupun akademisi menilai larangan tersebut tidak relevan dengan UUD 1945 yang menyatakan bahwa setiap warga negara mendapat hak dan kesempatan akses yang sama dalam memperoleh pendidikan secara adi dan merata. “Salah satunya upaya mendukung peningkatan akses warga negara pada pendidikan tinggi dan hak asasi manusia bahwa setiap individu warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Namun sangat di sayangkan masih ada saja segelintir orang yang masih terbelenggu dengan larangan tersebut, lantaran tidak memahami secara menyeluruh peraturan Mendiknas No.30 tahun 2009 tentang program domisili secara utuh,” tegas Arif. (rie)
*Sumber: Harian Equator 29/03/2010
Selasa, 23 Maret 2010
Malinus Pimpin Golkar Mandor
MALINUS kembali terpilih sebagai Ketua Pimpinan Kecamatan (Pimcat) Partai Golkar (PG) periode 2010 -2015 dengan dukungan enam suara dalam Musyawarah Kecamatan (Muscam) Partai Golkar yang digelar di gedung serbaguna Mandor, Minggu (21/3).
Malinus terpilih secara aklamasi, dari 17 pimpinan desa (pimdes) di kecamatan Mandor, yang hadir hanya 7 pimdes, 10 diantaranya tidak hadir. Acara dipimpin Hironimus ketua DPD PG Landak. “Kita sangat berharap setelah di evaluasi kegagalan PG selama ini adalah kuranganya komunikasi dari DPD ke Pimcat dan sampai ke pimdes. Artinya kalau komunikasi kurang tentu kita susah mau menyampaikan program dan strategi untuk memenangkan pemilihan umum (pemilu), pemilihan Bupati (pilbup) dan pemilihan Gubernur (pilgub). Untuk ke depan mari kita bangun PG harus mendengar suara rakyat dan pengurus saling percaya dan tanggung jawab agar PG tetap jaya,” ungkap Hironimus.
Sementara Malinus ketua Pimcat terpilih berjanji akan berhasil memimpin PG di kecamatan Mandor. Ada dua program yang harus di utamakan, pertama akan membuat konsolidasi dan kumunikasi, karena kalau tidak ada komunikasi yang baik, pengkaderan susah di jalankan. Kedua penguatan kader, bila perlu ada program nyata untuk kader di akar rumput sehingga ada ikatan batin yang lebih kuat di partai Golkar dan lebih tertanam di hati sanubari kader. (rie)
*Sumber: Harian Equator 24/03/2010
Selasa, 09 Maret 2010
Wartawan Tak Boleh Meliput
Rekontruksi Dugaan Pembunuhan Bayi
NGABANG. Kasus dugaan pembunuhan jabang bayi kemudian dikubur oleh ibunya sendiri yakni Al,20, warga Dusun Air Pongok Kecamatan Mandor, Kamis (11/2) lalu. Pihak polisi menggelar rekontruksi ulang di belakang Mapolres Landak, Selasa (9/3) siang kemarin. Tapi sangat disayangkan proses rekontruksi berlangsung tertutup tidak diperbolehkan wartawan meliput dan mengambil gambar dengan alasan takut ada komplen karena tersangka perempuan dilindungi UU Perlindungan Perempuan dan Anak.
“Tolong jangan di foto, inikan sudah dilindungi dengan UU tentang perlindungan perempuan dan anak. Nanti kalau di ekspos kita pula disalahkan. Sebenarnya juga petugas yang rekontruksi khusus. Tak boleh laki-laki,” ujar Kasat Reskrim Polres Landak AKP Abdul Rachman kepada wartawan, siang kemarin.
Dari pantauan Equator, proses rekontruksi berlangsung lancar dengan 15 adegan dipandu Kanit Reskrim Polsek Mandor Bripka Yusnadi Muhali dan sejumlah petugas dari Polres Landak. Tersangka Al langsung memeragakan satu demi satu. Sedangkan bayi sebagai anak tersangka diganti dengan boneka.
Berawal, Rabu (10/2) lalu sekitar pukul 16.00 tersangka yang sudah mengandung merasa mulas dibagian perutnya. Kemudian ia membawa kain dan ember menuju hutan dibelakang rumah dengan niat buang air besar. Namun, setelah jongkok dengan niat membuang air besar, langsung melahirkan si jabang bayi. Tersangka langsung mengangkat bayi tersebut dan mengelus bagian kepala nya. Kemudian bayi diletakan dan dibungkus kain kemban. Proses rekontruksi tidak jelas, apakah bayi saat dilahirkan masih hidup atau sudah meninggal dunia.
Kurang lebih 30 menit, kemudian tersangka membungkus bayi dan memasukan di dalam ember untuk dibawa pulang. Tersangka masuk melalui pintu belakang dan mengambil cangkul, kemudian kembali lagi di hutan untuk menguburkan anaknya dan ditutup daun simpur.
Diberitakan sebelumnya, saat penemuan mayat bayi, pada 11 Februari lalu. Kepada Equator, tersangka mengaku saat itu dirinya merasa pusing kepala dan minum obat paramek. Setelah pukul 16.00 perutnya terasa mules dan mau buang air besar, lalu ia pergi ke hutan dibelakang rumah untuk buang air karena WC di sungai banjir. “Setelah di hutan saya langsung melahirkan dan bayi itu keluar sudah meninggal lalu saya pulang ke rumah mengambil cangkul dan di kuburkan di tempat saya melahirkan itu di dalam hutan,” tutur Al.
Ketika ditanya siapa ayah si bayi tersebut? Al mengaku pernah dua kali berhubungan bahan dengan pacarnya Jl di lokasi penghijauan Bukit Soeharto Mandor pada malam hari sekitar tujuh bulan lalu. “Sesudah berhubungan saya menemui pacar saya, saya bilang bulan ini saya tidak datang bulan tapi dia katakan gugurkan saja kandunganmu karena saya mau nikah dengan gadis lain,” katanya. (rie)
*Sumber: Harian Equator 10/03/2010
NGABANG. Kasus dugaan pembunuhan jabang bayi kemudian dikubur oleh ibunya sendiri yakni Al,20, warga Dusun Air Pongok Kecamatan Mandor, Kamis (11/2) lalu. Pihak polisi menggelar rekontruksi ulang di belakang Mapolres Landak, Selasa (9/3) siang kemarin. Tapi sangat disayangkan proses rekontruksi berlangsung tertutup tidak diperbolehkan wartawan meliput dan mengambil gambar dengan alasan takut ada komplen karena tersangka perempuan dilindungi UU Perlindungan Perempuan dan Anak.
“Tolong jangan di foto, inikan sudah dilindungi dengan UU tentang perlindungan perempuan dan anak. Nanti kalau di ekspos kita pula disalahkan. Sebenarnya juga petugas yang rekontruksi khusus. Tak boleh laki-laki,” ujar Kasat Reskrim Polres Landak AKP Abdul Rachman kepada wartawan, siang kemarin.
Dari pantauan Equator, proses rekontruksi berlangsung lancar dengan 15 adegan dipandu Kanit Reskrim Polsek Mandor Bripka Yusnadi Muhali dan sejumlah petugas dari Polres Landak. Tersangka Al langsung memeragakan satu demi satu. Sedangkan bayi sebagai anak tersangka diganti dengan boneka.
Berawal, Rabu (10/2) lalu sekitar pukul 16.00 tersangka yang sudah mengandung merasa mulas dibagian perutnya. Kemudian ia membawa kain dan ember menuju hutan dibelakang rumah dengan niat buang air besar. Namun, setelah jongkok dengan niat membuang air besar, langsung melahirkan si jabang bayi. Tersangka langsung mengangkat bayi tersebut dan mengelus bagian kepala nya. Kemudian bayi diletakan dan dibungkus kain kemban. Proses rekontruksi tidak jelas, apakah bayi saat dilahirkan masih hidup atau sudah meninggal dunia.
Kurang lebih 30 menit, kemudian tersangka membungkus bayi dan memasukan di dalam ember untuk dibawa pulang. Tersangka masuk melalui pintu belakang dan mengambil cangkul, kemudian kembali lagi di hutan untuk menguburkan anaknya dan ditutup daun simpur.
Diberitakan sebelumnya, saat penemuan mayat bayi, pada 11 Februari lalu. Kepada Equator, tersangka mengaku saat itu dirinya merasa pusing kepala dan minum obat paramek. Setelah pukul 16.00 perutnya terasa mules dan mau buang air besar, lalu ia pergi ke hutan dibelakang rumah untuk buang air karena WC di sungai banjir. “Setelah di hutan saya langsung melahirkan dan bayi itu keluar sudah meninggal lalu saya pulang ke rumah mengambil cangkul dan di kuburkan di tempat saya melahirkan itu di dalam hutan,” tutur Al.
Ketika ditanya siapa ayah si bayi tersebut? Al mengaku pernah dua kali berhubungan bahan dengan pacarnya Jl di lokasi penghijauan Bukit Soeharto Mandor pada malam hari sekitar tujuh bulan lalu. “Sesudah berhubungan saya menemui pacar saya, saya bilang bulan ini saya tidak datang bulan tapi dia katakan gugurkan saja kandunganmu karena saya mau nikah dengan gadis lain,” katanya. (rie)
*Sumber: Harian Equator 10/03/2010
SDN 20 Mandor Nyaris Ambruk
*Butuh Perhatian Pemkab Landak
MANDOR. Gedung SDN 20 Mandor yang dibangun sekitar 30 tahun silam saat ini kondisinya memprihatinkan dan nyaris ambruk. Karena kayu penyangga atap sudah rapuk. Pemkab Landak diminta segera memperhatikan untuk segera merehap.
Pantauan Equator, SDN dengan jumlah murid ratusan itu yang tiap hari mengikuti proses belajar-mengajar sangat dikhawatirkan dengan ambruknya atap khususnya di ruang kelas lima. Karena, tiang dan penyangga sudah banyak rapuk. Maka, pihak sekolah mengantisipasi dengan memasang tiang sementara untuk menahan takut roboh. “Saya takut juga pak, karena atap mau ambruk,” ujar seorang siswa lima yang namanya enggan dipublikasikan ketika Equator bertandang di SDN 20 Mandor, baru-baru ini.
Sementara itu, Kepala SDN 20 Mandor Palentina Alinas mengaku pihaknya sudah melaporkan dan mengajukan rehab ruangan sekolah yang digunakan selama ini sudah nyaris roboh. “Tiang yang sudah lapuk terpaksa kita usahakan di pasang tiang sementara untuk menahan saja. Jika kita lihat memang cukup mengkhawatirkan, kalau roboh pada waktu siswa sedang belajar,” ungkapnya.
Ia mengatakan, sekolah itu ruangannya hanya enam lokal saja, sedangkan kantor untuk guru tidak ada sejak sekolah ini di bangun, untuk ruangan kantor guru terpaksa menggunakan rumah dinas guru. “Kita berharap untuk tahun akan datang sekolah ini mendapat perehapan dan penambahan lokal dan ruang kantor guru,” ujar Palentina.
Sementara, Suriana salah satu guru SDN 20 Mandor menceritakan sejak tahun 1998, dirinta mengajar dan tinggal di rumah dinas guru. Memang rumah dinas yang dia tempati juga belum pernah direhap, sedangkan rumah itu di tempati olehnya. Kondisi rumah sudah banyak yang lapuk sebenarnya sudah tidak layak di tempati, kalau hujan semua bocor. “Kita hanya bisa memperbaiki yang rusak ringan saja kalau sudah terlalu berat kita tidak mampu. Kalau kita pindah rumah banyak pertimbangan, karena mau pindahkan listrik dan air ledeng, jadi kita tetap bertahan menempati rumah dinas dan berharap ada perehapan rumah dinas yang ditempati,” ungkapnya.(rie)
*Sumber" Harian Equator 10/03/2010
Silaturahmi Perguruan Al Hikmah Sukses
MANDOR. Pelaksanaan silaturahmi ikhwan atau anggota Yayasan Perguruan Al Hikmah Wilayah Kalbar yang dihelat 26-27 Februari di areal Makam Juang Mandor berlangsung sukses. Agenda tahunan itu dihadiri utusan masing-masing wilayah diantaranya Mempawah, Sungai Pinyuh, Anjongan, Mandor, Pontianak, Karangan, Ngabang, Beduai, Balai Karangan, Singkawang, Sintang dan Tayan.
Menurut Ketua Panitia Zainuddin, latar belakang digelarnya kegiatan ini sesuai AD/ART Yayasan Perguruan Al Hikmah Wilayah Kalbar yang sudah berdiri sejak 1992 berpusat di Kota Mempawah Kabupaten Pontianak dan berada asuhan perawat H Bastaman BSc. “Nah dalam rangka melakukan ukhuwah Islamiyah melalui dakwah bilhal yaitu berdakwah sambil berbuat kebajikan membela kaum yang lemah, miskin, dan yang teraniaya baik dalam segi kehidupan maupun agama,” ungkap Zainuddin.
Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang sudah disepakati bersama untuk dilaksanakan setiap memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Upaya untuk meningkatkan silaturahmi keluarga besar Yayasan Perguruan Al Hikmah wilayah Kalbar dimana para ikhwan dan anggotanya tersebar di kabupaten dan kecamatan di Kalbar ini. “Mempersatukan, menyeragamkan semua langkah tindakan yang diperkukan dalam rangka peningkatkan iman dan takwa serta ukhuwah Islamiyah, sesuai yang terkandung dalam syariat ajaran agama Islam yang berdasarkan Al Quran dan Assunah serta amalan-amalan ilmu hikmah,” ungkap Zainuddin.
Sementara itu, Ketua Yayasan Perguruan Al Hikmah Wilayah Kalbar H Bastaman BSc mengucapkan terima kasih kepada pihak panitia pelaksana yang telah memfasilitasi kegiatan tersebut. Kemudian ucapan terima kasih juga disampaikan kepada kepala desa Mandor yang telah memberikan izin tempat pelaksanaan kegiatan.
“Tahun kita mengelar pertemuan di Singkawang dan tahun ini Makam Juang Mandor. Di makam juang ini sekitar ada 22 ribu pahlawan kita, jadi ikhwan Al Hikmah kita menguji mental sampai jauh mana pengatahuan tauhid mereka kepada Allah. Karena kegiatan ini selain memperingati Maulid Nabi, kita gelar tafakur bersama khususnya bagi ikhwan yang bergabung,” tukasnya.
Pantauan Equator, kegiatan silaturahmi ikhwan Perguruan Al Hikmah yang berlangsung dua hari itu, telah digelar sejumlah rangkaian kegiatan diantanya, silaraman rohani Maulid Nabi Besar Muhammad SAW dengan penceramah Ustad H Mujahit, tafakur bersama, peragaan senam dan jurus-jurus Al Hikmah dan atraksi lainnya juga ditampilkan dalam kegiatan tersebut. (rie)
*Sumber: Equator 01/03/2010
Tujuh Desa di Mandor Dapat Proyek NICE
*Puskesmas Mandor Gelar Sosialisasi
MANDOR. Dinas Kesehatan Landak melalui Puskesmas Mandor menggelar sosialisasi proyek Nutrition Improvement Through Community Emporwerment (NICE) atau proyek perbaikan gizi melalui pemberdayaan masyarakat, di aula Penghijauan Bukit Soeharto Mandor, Senin (8/3). Acara dihadiri Camat Mandor Marius Baneng, tujuh kepala desa, Bidan, Perawat desa Nice dan Staf Puskesmas Mandor.
Kepala Puskesmas Mandor Sri Supartinah menyambut baik adanya program Nice untuk tujuh desa di kecamatan Mandor, yaitu desa Ngarak, Kayutanam, Bebatung, Sebadu, Semenok Sekilap dan Manggang. “Kami berharap kepada kades yang telah mendapat program peningkatan gizi melalui pemberdayaan masyarakat dapat berjalan dengan baik,” katanya.
Jumlah bayi di kecamatan Mandor 672 bayi, dan balita 2600 balita, jadi jumlah bayi dan balita 3.272 jiwa. “Maka dengan sosialisasi Nice ini, dapat mengembangkan pengetahuan, mencegah, menanggunglangi masalah gizi yang ada di masyarakat,” ujarnya.
Kepala Seksi (Kasi) Gizi dari Dinas Kesehatan Landak, Sri Wahyuni mengatakan, pemberdayaan masyarakat untuk gizi bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat secara mandiri dalam mencegah dan mengatasi masalah kesehatan dan gizinya sendiri dan keluarga. “Kegiatan utamanya adalah persiapan kegiatan paket gizi masyarakat (PGM), sosialisasi pemilihan desa, pembentukan (KGM), pengadaan fasilitator gizi masyarakat (FGM), penempatan dan pelatihan FGM. Melaksanakan kegiatan paket gizi masyarakat dan monitoring dukungan teknis dalam pelaksanaan paket gizi masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Camat Mandor Marius Baneng mengaku sangat mendukung pembinaan Gizi bermula dari balita, penanganan gizi sangat penting dimulai sejak dari dalam kandungan sampai balita usia lima tahun. “Ini sangat penting untuk meningkatkan daya pikir anak, kesehatan inilah sangat penting dipenuhi oleh petugas kesehatan dalam membina peningkatan status gizi di wilayah pedesaan kecamatan Mandor,” ungkap Marius seraya
berharap, dari tujuh desa yang sudah mendapat program Nice ini agar ke depan bisa berkembang menjadi 17 desa di kecamatan Mandor bisa terjangkau oleh Nice. (rie)
*Sumber: Harian Equator, 09/03/2010
Langganan:
Postingan (Atom)