*26-27 Februari, di Makam Juang Mandor
MANDOR. Menyambut peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, Keluarga Besar Yayasan Majelis Taklim Al Hikmah Wilayah Kalbar akan menggelar silaturahmi antar ikhwan di areal Makam Juang Mandor, 26-27 Februari mendatang. Kegiatan silaturahmi tersebut akan dihadiri langsung Ketua Yayasan Al Hikmah Wilayah Kalbar H Bastaman BSc.
“Insya Allah akan dihadiri para anggota dari 10 wilayah yang ada di Kalbar ini diantaranya Kota Pontianak, Sungai Pinyuh, Mempawah, Singkawang, Anjongan, Mandor, Ngabang, Beduai, Balai Karangan dan Sepauk,” ungkap Ketua Panitia, Zainuddin ditemui Equator di kediamanya, belum lama ini.
Manurut Zai, panggilan akrabnya, kegiatan silaturahmi Majelis Al Hikmah merupakan agenda rutin, yang pada tahun sebelumnya digelar di Pantai Pasir Panjang II Singkawang. Kemudian tahun ini, Wilayah Mandor mendapat suatu kehormatan sebagai tuan rumah untuk pelaksanaan kegiatan. “Silaturahmi Al Hikmah ini mengusung tema Meningkatkan Iman dan Taqwa serta Ukhuwah Islamiyah dalam Berbangsa dan Bernegara,” ujar Zai.
Adapun rangkaian kegiatan dalam acara silaturahmi Al Hikmah diantaranya pada Jumat (26/2) sore, solat magrib berjamaah dilanjutkan zikir bersama hingga solat isya. Kemudian sambutan Ketua Yayasan Al Hikmah, H Bastaman BSc dan siraman rohani atau peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW oleh Ustad H Mujahit yang juga merupakan ikhwan atau anggota Al Hikmah. “Inilah diantara agenda kegiatan kita, dan kita berharap kehadiran para anggota Al Hikmah yang ada di Kalbar ini,” tegas Zai yang juga staf di Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Landak ini. (rie)
Kamis, 25 Februari 2010
Jumat, 12 Februari 2010
Warga Pongok Temukan Mayat Bayi
*Hasil Hubungan Diluar Nikah
MANDOR. Warga Dusun Air Pongok Desa Pongok Kecamatan Mandor Kabupaten Landak, Kamis (11/2) pukul 08.00 dibuat gempar. Menyusul telah ditemukan mayat bayi laki-laki yang di kubur di belakang rumah warga. Pelaku Al, 20, sudah diamankan polisi dan mengaku bayi itu hasil hubungan di luar nikah dengan pacarnya berinisial Jl.
Menurut keterangan Johan, Ketua RT 02 Dusun Air, mayat bayi ditemukan di dalam lobang kedalaman 40 centi meter dan di tutup pakai daun simpur di kebun karet yang letaknya sekitar 150 meter dari belakang rumah warga. Dirinya mengetahui ada mayat dari laporan dari warganya bersama Supeno yang berjalan di hutan menemukan lobang yang di tutup pakai daun simpur dan di lihat ada bayi. “Dia langsung lapor dengan saya. Maka saya juga langsung pergi ke lokasi melihat bayi itu, ternyata benar maka saya langsung telpon kepala dusun dan kepala desa,” ungkap Johan kepada awak koran ini saat di TKP.
Kapolsek Mandor IPDA Alexander Aban bersama anggotanya serta Kepala Puskesmas Mandor langsung turun di tempat kejadian pekara (TKP). Mereka langsung melihat bayi sudah di kubur yang terbungkus kain sarung dan di tutup pakai daun simpur dengan kadalaman 40 cm, untuk pemeriksaan lebih lanjut bayi kita bawa dipuskesmas dan rencananya akan di otopsi. “Berdasarkan hasil informasi warga tak begitu lama, kita juga langsung menemukan Al, warga dusun air Pongok yang membuang bayi anak kandungnya sendiri. Al langsung kita bawa di Puskesmas untuk di rawat karena baru melahirkan,” ungkap Kapolsek.
Sementara, Al, mengakui perbuatannya, sejak Rabu ( 0/2), pukul 14.00 dirinya merasa pusing kepala dan minum obat paramek. Setelah pukul 16.00 perutnya terasa mulas dan mau buang air besar, lalu ia pergi ke hutan dibelakng rumah untuk buang air karena WC di sungai banjir. “Setelah di hutan saya langsung melahirkan dan bayi itu keluar sudah meninggal lalu saya pulang ke rumah mengambil cangkul dan di kuburkan di tempat saya melahirkan itu di dalam hutan,” tutur Al.
Ketika ditanya siapa ayah si bayi tersebut? Al mengaku pernah dua kali berhubungan bahan dengan pacarnya Jl di lokasi penghijauan Bukit Soeharto Mandor pada malam hari sekitar tujuh bulan lalu. “Sesudah berhubungan saya menemui pacar saya, saya bilang bulan ini saya tidak datang bulan tapi dia katakan gugurkan saja kandunganmu karena saya mau nikah dengan gadis lain,” katanya.
Kepala Puskesmas Mandor Sri Supartinah saat memeriksa, pelaku harus di rawat di Puskesmas karena setelah melahirkan rawan pendarahan dan wajahnya tampak pucat. “Keterangan yang kita peroleh berdasarkan pengakuan pelaku itu benar dan cocok dengan hasil pemeriksaan kita,” kata Sri. (rie)
Selasa, 09 Februari 2010
Tiga Pekerja PETI Tewas Tertimbun Tanah
MANDOR. Nasib nahas menimpa empat orang pekerja Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) di Dusun Pempadang Desa Kayuara Kecamatan Mandor. Tiga orang tewas dan satu mengalami patah bagian paha kiri akibat tertimbun tanah saat mereka asyik bekerja, Selasa (9/2) pukul 13.00 Wib. Ketiga korban tewas bernama Tandi,24, warga Desa Sambora Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak. Kemudian Rianto, 28 dan Widiyanto, 26, warga Peladis Kecamatan Anjongan. Sedangkan Adi 22, warga Dusun Air Itam Desa Silung Kecamatan Menjalin paha kirinya patah dan memar dipipi.
Menurut keterangan dr.Somara Puskesmas Mandor, korban meninggal diperkirakan terlalu lama tertimbun tanah dan lemas karena tidak bisa bernapas sehingga mengalami laku memar di bagian muka.
Kapolsek Mandor Ipda Alexander Aban melalui Kanit Reskrim Bripka Yusnadi Muhali, SE mengatakan, saat itu hujan deras hingga mengakibatkan tanah longsor di lokasi PETI di dusun Pempadang desa Kayuara. “Kami mendapat laporan dari warga dan langsung turun ke lokasi,” katanya dikonfirmasi awak koran ini.
Sedangkan menurut keterangan saksi dari tukang masak bernama Rita 17, warga Anjongan. Saat itu sekitar pukul 13.00, bos-nya bernama Edi warga Sintang, berlari dari lokasi masuk ke dalam pondok kerja dan membawa tasnya langsung kabur.
“Saya sempat nanya ada apa mas, katanya tanah longsor ada yang ke timbun langsung lari,” kata Rita.
Menurut Rita hampir dua jam korban tertimbun baru mayat dapat ditemukan.
Sementara pihak polisi tetap mengevakuasi korban dari lokasi dibawa ke Puskesmas dan sebagian anggota polisi mencari tersangka atau bos nya. Hingga berita ini diturunkan pukul 19.30 bos dompeng masih dalam pengenjaran polisi atau boron. (rie)
Menurut keterangan dr.Somara Puskesmas Mandor, korban meninggal diperkirakan terlalu lama tertimbun tanah dan lemas karena tidak bisa bernapas sehingga mengalami laku memar di bagian muka.
Kapolsek Mandor Ipda Alexander Aban melalui Kanit Reskrim Bripka Yusnadi Muhali, SE mengatakan, saat itu hujan deras hingga mengakibatkan tanah longsor di lokasi PETI di dusun Pempadang desa Kayuara. “Kami mendapat laporan dari warga dan langsung turun ke lokasi,” katanya dikonfirmasi awak koran ini.
Sedangkan menurut keterangan saksi dari tukang masak bernama Rita 17, warga Anjongan. Saat itu sekitar pukul 13.00, bos-nya bernama Edi warga Sintang, berlari dari lokasi masuk ke dalam pondok kerja dan membawa tasnya langsung kabur.
“Saya sempat nanya ada apa mas, katanya tanah longsor ada yang ke timbun langsung lari,” kata Rita.
Menurut Rita hampir dua jam korban tertimbun baru mayat dapat ditemukan.
Sementara pihak polisi tetap mengevakuasi korban dari lokasi dibawa ke Puskesmas dan sebagian anggota polisi mencari tersangka atau bos nya. Hingga berita ini diturunkan pukul 19.30 bos dompeng masih dalam pengenjaran polisi atau boron. (rie)
Langganan:
Postingan (Atom)