MANDOR. Para pejabat dan masyarakat Kabupaten Landak dihimbau agar berhati-hati terhadap penipuan berkedok minta transfer uang dengan mengatasnamakan pejabat lain. Baru-baru ini dua pejabat menjadi korban. Dia adalah Kepala SMPN I Mandor dan Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas) Landak.
Kapolres Landak AKBP Drs Tony Ep Sinambela Msi melalui Kasat Reskrim AKP Hujra Soemena Sik menerangkan, Kepala SMPN 1 Mandor bernama Vinsesius Sufyan berawal mendapat telpon dari nomor handpon 081242266488 yang mengatasnamakan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalbar. Modusnya si penelpon tersebut memberikan kabar kalau SMPN 1 Mandor tahun ini mendapat bantuan proyek rehabilisasi gedung sekolah dengan anggaran mencapai Rp.500 juta. Tapi, kata si penelpon tersebut, untuk mencairkan dana, pihak sekolah harus mentransfer uang sebagai administrasi berjumlah Rp. 129 juta. “Jadi Kepsek tersebut langsung mentrasfer uang di rekening BRI dan Bank Mandiri di Jakarta sampai delapan kali, terakhir tanggal 10 Juli kemarin,” ungkap Hujra.
Kemudian, lanjut Hujra, kepsek tersebut terus menghubungi si penelpon agar dia bertemu dengannya. Tapi dibalasnya selalu sibuk kegiatan dengan Gubernur Kalbar. Ujung-ujungnya nomor hanpohon sudah tidak aktif. “Barulah dilaporkan di Polsek Mandor,” ujar Hujra.
Hal sama juga dialami Kepala Badan Kesbangpol dan Linmas Landak Drs. Edward Ramukdin juga ditipu hingga uang Rp.15 juta melayang. Adapun modusnya, si penelpon mengatasnamakan Kapolres Landak AKBP Drs Tony Ep Sinambela Msi dengan meminta pinjaman uang sebasar Rp.15 juta dan akan dikembalikan. Diketahui kalau itu penipuan setelah pihak bendahara instansi tersebut menagih di Polres dan ternyata nama Kapolres dicatut. “Ada bendaharanya datang di Mapolres sini, katanya mau menagih. Terkejut Kapolres mana ada pinjam uang,” ujar Hujra.
Untuk itu, Hujra menghumbau kepada para pejabat dan masyarakat dengan maraknya penipuan via telepon dan mencatut nama seseorang belakangan ini agar selalu hati-hati dan jangan mudah percaya. Jika memang ada yang meminta sejumlah uang atau barang lain dengan mengatasnama orang lain agar di lakukan konfirmasi kebenarannya. “Jangan main transfer, karena belum tentu itu benar seperti kasus yang dialamai Kepsek SMPN 1 Mandor,” tegas Hujra. (rie)
Minggu, 12 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar